Sukses

Mengenal Khombow, Kerajinan Kulit Kayu Masyarakat Sentani

Pada masa lalu, khombow bagi orang Sentani hanya digunakan oleh perempuan yang sudah menikah sebagai penutup bagian bawah tubuh mereka.

Liputan6.com, Papua - Khombow merupakan salah satu kerajinan kulit tradisional dari kayu yang ada di Sentani. Warisan budaya ini masih dipertahankan secara turun temurun hingga saat ini.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, secara umum, kulit kayu yang biasa digunakan sebagai cawat (pakaian tradisional) orang Papua sebenarnya sudah ditinggalkan dan hampir punah. Pada masa lalu, khombow bagi orang Sentani hanya digunakan oleh perempuan yang sudah menikah sebagai penutup bagian bawah tubuh mereka.

Masyarakat Sentani menyebut busana tersebut dengan nama malo. Pada 1858, khombow mulai dikenal oleh orang luar sejak datangnya para penjelajah Belanda.

Pada tahun itu pula, pemerintah Belanda mulai masuk ke Papua, termasuk ke Sentani. Lukisan kulit kayu khombow ini merupakan hasil karya seni masyarakat Sentani yang telah ada sejak zaman nenek moyang.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, khombow memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi untuk orang Sentani. Pada masa lalu, khombow sebagai pakaian hanya digunakan tiga kali dalam siklus kehidupan, yakni pada saat seorang anak lahir (sebagai pembungkus bayi), saat seorang perempuan menikah, dan saat seseorang meninggal dunia (sebagai pembungkus jenazah).

Adapun motif-motif yang dilukis pada kulit kayu khombow juga memiliki makna yang sakral. Pasalnya, ada motif yang hanya dimiliki seorang Ondofolo (pemimpin adat), Khoselo, dan perangkat adat lainnya. Motif tersebut merupakan motif buaya dan yoniki.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

12 Motif Khombow

Beberapa penelitian menuliskan, setidaknya terdapat 12 motif khombow, di antaranya matahari, ular, cicak, kadal, ikan, kaki burung bangau, belut, kelelawar, tupai terbang, dedaunan, bunga hutan, dan spiral atau melingkar.

Sementara itu, dari fungsinya terdapat lukisan yang berhubungan dengan aspek religi dan mitologi, seperti lukisan Hu dan Yoniki. Ada pula lukisan yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi, seperti Fouw, Kasindale, Isomo, dan Kino.

Teknik pembuatan kulit kayu khombow tidak mengalami perubahan sejak zaman dahulu. Teknik tersebut dilakukan secara tradisional dan tidak menggunakan mesin. Hanya saja, peralatannya telah berubah menjadi lebih modern.

Peralatan yang lebih modern itu berupa alat kapak besi untuk menebang pohon, parang untuk mengupas kulit kayu khombow, serta lempengan besi untuk menumbuk kulit agar memiliki tampilan yang panjang dan lebar. Bahan tersebut kemudian dikeringkan dan nantinya digunakan sebagai bahan utama melukis.

Saat ini, lukisan kulit kayu khombow masih tetap dilestarikan oleh orang Sentani, khususnya bagi masyarakat di Kampung Asei Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Meski fungsinya telah berubah, khombow masih dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas Papua dari Sentani.

(Resla Aknaita Chak)