Sukses

3 Alasan Gerindra dan Prabowo Berpotensi Rugi Jika Tinggalkan PKB di Pilpres 2024

Ada wacana yang mengusulkan Gerindra keluar dari koalisi bersama PKB di Pilpres 2024. Apa konsekuensinya?

 

Liputan6.com, Jakarta - Opsi menduetkan Prabowo dengan tokoh lain di luar PKB di Pilpres 2024 muncul seiring dengan wacana yang mendesak partai bergambar kepala garuda itu keluar dari koalisi bersama PKB. Direktur Riset Media Survei Nasional (Median) Ade Irfan menilai, opsi itu justru akan berdampak buruk bagi Gerindra dan Prabowo sebagai capresnya.

Ade Irfan menambahkan, ada beberapa alasan mengapa Gerindra dan Prabowo berpotensi rugi jika meninggalkan PKB.

"Alasan pertama, bila berganti koalisi dengan selain PKB pun tidak ada jaminan koalisi akan awet. Sehingga ketika tidak solid, belum tentu keinginan Prabowo untuk nyapres akan lengkap tiketnya," katanya, Selasa (27/12/2022).

Alasan kedua, menurut Ade, jika meninggalkan PKB, maka Gerindra dan Prabowo akan kehilangan potensi dukungan dari kalangan Nahdliyin.

"PKB dan Muhaimin Iskandar kita tahu merupakan representasi warga Nahdiyin, meninggalkan keduanya berarti meninggalkan basis massa besar yang dibutuhkan untuk melawan kompetitor lainnya," sebutnya.

Alasan ketiga, menurutnya adanya tren kenaikan suara PKB yang makin membesar. Itu menjadi basis massa yang sayang untuk ditinggalkan.

"Jadi potensi suara yang cukup besar dengan tren terus naik itu, akan lebih baik jika segera digerakan, bukan malah ditinggalkan," pungkasnya.

2 dari 2 halaman

Matangkan Koalisi

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan, partainya terus mematangkan koalisi dengan Gerindra untuk Pilpres 2024. Cak Imin menyebut, PKB tengah merayu partai politik lain untuk bergabung ke koalisi.

"Kita masih terus mematangkan koalisi dengan Gerindra, kita terus bekerja sinergi perjuangan 2024. Sambil terus merayu dan mengajak partai-partai lain," kata Cak Imin ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022) lalu.

Menurutnya, koalisi yang terbentuk sekarang masih bersifat dinamis. Cak imin mengatakan, susunan final koalisi akan terlihat usai pendaftaran parpol peserta pemilu 2024 selesai di KPU.

"Semua koalisi sebelum janur melengkung tanggal 25 September ya semuanya masih rawan. Yang disebut koalisi sesunguhnya adalah nanti ketika sama-sama mendaftar ke KPU, sehingga sampai pendaftaran di KPU terakhir pendaftaran maka belum bisa final," tuturnya.

Cak Imin menambahkan, PKB terus berdiskusi dengan Gerindra untuk perhelatan Pilpres 2024. Koalisi Gerindra PKB terus berproses.

"Kita terus berproses, terus diskusi," kata Wakil Ketua DPR RI ini.

Â