Sukses

Mencicipi Kuliner Unik Soto Garingan, Soto Tanpa Kuah Khas Klaten

Pada umumnya soto adalah kuliner dengan ciri khas kuah panasnya yang diracik dari bumbu pilihan. Namun, pernah dengar soto garingan (soto keringan)? Ya, ternyata ada soto yang tidak memiliki kuah dan menjadi kuliner khas Klaten.

Liputan6.com, Delanggu - Kuliner soto merupakan makanan khas hampir di setiap daerah. Dengan berbagai cita rasa, makanan ini memiliki kekhasan kuah berbumbu rempah, irisan daging ayam ataupun sapi, lengkap dengan nasi, potongan daun seledri, bawang goreng, dan aneka sayuran yang membangkitkan nafsu makan.

Namun, pernah kah anda mendengar soto garingan atau soto kering? Soto ini berasal dari Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten.

Mara Murantasi Rachbawan, salah seorang warga Delanggu yang juga pecinta kuliner soto menyebut soto garingan ini sudah ada sejak dirinya belum lahir. 

"Sebenarnya enggak ada bedanya dengan soto pada umunya. Cuma bedanya soto garingan dikasih kuah sedikit untuk membasahi campuran nasi, daging, tauge, seledri, dan bawang goreng," kata dia kepada Liputan6.com ditemui usai menikmati soto garingan di warung Mba Endang, Delanggu, Kamis (29/12/2022).

Menurutnya, awal mula soto garingan itu adalah makanan khas ketika masyarakat melakukan kegiatan gotong royong. Entah siapa yang kali pertama menjual dan akhirnya membuat soto garingan menjadi familiar di tengah masyarakat, bahkan di luar Delanggu.

2 dari 2 halaman

Sudah Ada Sejak Puluhan Tahun

"Biasanya soto garingan ini menu wajib saat kegiatan gotong royong kampung. Tapi, sekarang sudah banyak yang jual di wilayah Kecamatan Delanggu. Biasanya orang sengaja ke sini karena penasaran sama soto ini," tutur Mara.

Soal rasa soto garingan, Mara menambahkan, jika soto ini memiliki khas asin gurih dan 'nyemek' (tidak basah dan tidak kering), terlebih kuliner ini disajikan menggunakan tambahan kecap asin. Pecinta kuliner soto wajib mencoba kuliner ini dengan tambahan aneka jeroan, telur puyuh, gorengan seperti tempe sebagai pelengkap, dan juga sambal sotonya khusus untuk pecinta kuliner pedas.

Dengan hanya mengeluarkan uang Rp10 ribu, kita sudah bisa menikmati kuliner unik soto garingan khas Delanggu tersebut. Mara mengaku dalam seminggu dia harus satu atau dua kali menikmati kuliner soto garingan karena cita rasa yang unik itu membuat dirinya jatuh hati dengan soto garingan.

"Saya pribadi lebih suka soto garingan ini enggak dikasih kecap manis atau sambal. Nanti cita rasa khas soto garingannya hilang kalau terlalu banyak dicampur bahan tambahan. Langganan saya warung Bu Endang timur Pasar Delanggu," ujar Mara.

Sementara itu, dari penelusuran Liputan6.com, soto garingan sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Warung pertama yang menjual soto garingan adalah warung Bu Yati yang berada di belakang Pasar Delanggu dan hanya buka pada pagi hari. Sehingga, banyak pecinta soto garingan mencari alternatif warung lain, terlebih ada yang menjual kuliner itu 24 jam.