Liputan6.com, Garut - Kalangan pengusaha hotel dan restoran Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjerit akibat minimnya tingkat okupansi hotel atau tingkat hunian hotel pada liburan Natal dan tahun baru (Nataru) tahun ini.
"Kunjungan hotel sampai hari ini baru 15 persen," ujar Ketua PHRI Garut, Deden Rohim, Kamis (29/12/2022).
Menurutnya, hadirnya pengumuman ancaman cuaca buruk yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa waktu lalu, membuat pengunjung resah.
Advertisement
Tak ayal, kondisi membuat tingkat hunian hotel pada liburan nataru kali ini menukik tajam, untuk mendatangi kawasan wisata di Garut.
"Biasanya tiap libur nataru jadi momen (ramai) tahunan untuk pelaku usaha hotel di Garut. Namun, kunjungan tahun ini malah anjlok," ujar dia.
Pihaknya mencatat, hingga dua hari menjelang pergantian tahun, tingkat hunian hotel di Garut masih berkutat di angka 15 persen, bahkan lebih jauh di bawah rataan tingkat kunjungan hari biasa.
"Mudah-mudahan tiga hari ke depan akan ada lonjakan okupansi hotel, biasanya kalau Garut suka dadakan okupansinya," ujar dia berharap.
Dengan melihat kondisi saat ini, Deden memprediksi tingkat hunian hotel dalam Nataru 2022 kali ini hanya berkisar di angka 80 persen, dari total sekitar 3.000 kamar yang tersebar di beberapa hotel di Garut.
"Kalau kondisinya seperti ini, mungkin kita akan banting harga," ujar dia meradang.
Â
Â