Sukses

Menikmati Suasana Pagi di Selat Lembeh, Surga Tersembunyi di Sulawesi Utara

Aktifitas di Selat Lembeh terasa meningkat di pagi hari karena banyaknya warga yang melintas, terutama mereka yang kerja atau bersekolah di Kota Bitung.

Liputan6.com, Bitung - Selat Lembeh menjadi salah satu kawasan strategis yang berada di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Kawasan yang selalu dipadati puluhan kapal tersebut menghubungkan pulau besar Sulawesi dan Pulau Lembeh.

Aktifitas di Selat Lembeh terasa meningkat di pagi hari karena banyaknya warga yang melintas, terutama mereka yang kerja atau bersekolah di Kota Bitung. Begitu juga sebaliknya, warga dari Kota Bitung yang datang bekerja di Pulau Lembeh.

Dengan menggunakan perahu motor ukuran kecil, Anda membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari Pelabuhan Bitung untuk mencapai Pulau Lembeh. Selama perjalanan itu, Anda bisa merasakan bagaimana ramai dan strategisnya keberadaan selat itu bagi warga.

Selain perahu nelayan, puluhan kapal berukuran kecil yang ditumpangi warga juga hilir mudik. Terletak Pelabuhan Samudera Bitung, sebuah pelabuhan terbesar yang melayani rute laut di kawasan Indonesia timur.

Kapal-kapal penumpang maupun kapal barang berukuran besar banyak berlabuh di sana. 

“Kalau pagi hari dan sore memang Selat Lembeh ini sangat ramai. Karena banyak warga yang pergi ke Bitung untuk bekerja atau bersekolah,” ujar Julkifly Madina, salah satu warga Kota Manado yang berkunjung ke Pulau Lembeh.   

Biaya yang dikeluarkan untuk sekali perjalanan ke Pulau Lembeh sebesar Rp 5 ribu per orang. Jika Anda membawa sepeda motor, ditambah biaya Rp 10 ribu.

 

2 dari 2 halaman

Surga Tersembunyi

Selat Lembeh mulai terkenal sebagai tempat wisata alam dimana pengunjung dapat menikmati kemegahan laut Sulawesi Utara.  Kawasaan tersebut bak surga tersembunyi karena belum banyak dikenal oleh turis mesikipun lokasinya tak jauh dari pusat kota.

Hanya perlu 90 menit dari Kota Manado untuk sampai di Kota Bitung, selanjutnya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai Pulau Lembeh ini.

Berbeda dengan Bunaken, pasir laut Lembeh berwarna hitam. Karena itu, menyelam di selat ini disebut juga muck diving. Jelaga di dasar laut itulah yang membuat Selat Lembeh kaya biota laut.

“Saya biasa ke Selat Lembeh ini untuk mengunjungi saudara, sekaligus memancing dengan menggunakan perahu kecil. Sekaligus juga menikmati keramaian di Selat Lembeh,” ujar Julkifly.