Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang pekerja Hutan Tanaman Industri (HTI) di Distrik Simpang Kanan PT Satria Perkasa Agung (SPA), Kabupaten Indragiri Hilir, selamat dari serangan harimau sumatra. Korban diserang harimau saat tidur di barak pekerja.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman S Hasibuan menyebut harimau serang manusia terjadi Selasa dini hari, 3 Januari 2023. Tim mitigasi konflik sudah dikirim ke lokasi.
Advertisement
Baca Juga
"Korban Pak Arif mengalami luka di tangan kanan," kata Genman melalui Kepala Bidang I BBKSDA Riau Andre Hansen Siregar, Kamis siang, 5 Januari 2023.
Hansen menjelaskan, korban merupakan pekerja penanam di distrik tersebut. Dini hari itu, korban bersama pekerja lainnya beristirahat di barak.
Tanpa disadari pekerja, seekor harimau menyelinap masuk ke barak. Kegaduhan terjadi saat korban Arif berteriak minta tolong karena tangan kanannya digigit harimau untuk diseret ke luar barak.
"Teriakan korban didengar oleh temannya, teriakan ini membuat harimau berlari ke luar barak," kata Hansen.
Pekerja tidak mengejar harimau itu karena harus mengobati luka di tangan korban. Sejumlah rekannya kemudian membawa korban keluar dari hutan itu menuju klinik desa.
"Korban berhasil dievakuasi, dari klinik desa dibawa ke rumah sakit di Sorek," jelas Hansen.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Hutan Alam
Tim mitigasi BBKSDA Riau tiba di lokasi kejadian pada 4 Januari 2023. Tim memeriksa keadaan di sekitar barak dan menemukan sejumlah jejak harimau yang masih baru.
"Dari temuan jejak itu, petugas menyimpulkan harimau sumatra yang menyerang korban masih remaja, masih belajar berburu," jelas Hansen.
Hansen menjelaskan, lokasi barak sangat dengan hutan alam sekitar 50 meter. Hutan dimaksud menjadi habitat satwa liar.
Adapun barak dibangun menggunakan kayu dan ditutupi terpal plastik. Sekelilingnya diberi pembatas dengan terpal setinggi 1 meter.
"Diduga harimau masuk ke camp dengan cara meloncat, hal ini diketahui bahwa pagar plastik tersebut tidak ada yang rusak," terang Hansen.
Advertisement