Liputan6.com, Solo - Prosesi pelepasan jenazah istri penyair Wiji Thukul, Dyah Sujirah atau yang lebih dikenal dengan panggilan Sipon, diiringi isak tangis banyak orang. Jenazah Sipon selanjutnya dimakamkan di Pemakaman Astana Purwoloyo, Solo, Jumat (6/1/2023).
Para pelayat telah berdatangan ke rumah duka yang beralamat di Kalangan RT 1 RW 14, Kelurahan Jagalan , Jebres, Solo, sejak pukul 08.00 WIB.
Tak hanya kerabat dan tetangga, sejumlah aktivis dan rekan almarhumah ikut datang melayat untuk memberikan penghormatan terakhir.
Advertisement
Para pelayat tampak berdoa di depan peti jenazah dan foto Sipon yang berada di dalam rumah duka. Setelah itu mereka duduk di kursi yang disediakan sembari menunggu prosesi pelepasan jenazah dilakukan.
Upacara pelepasan jenazah dimulai sekitar pukul 10.00 WIB yang ditandai dengan diangkatnya peti jenazah dari dalam rumah duka. sejumlah keluarga dan rekan tampak ikut mengangkat peti jenazah tersebut.
Saat prosesi pelepasan jenazah itu sejumlah pelayat tampak meneteskan air mata untuk melepas almarhumah menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Kemudian peti jenazah diangkat menuju masjid terdekat untuk salat jenazah.
Jenazah Sipon selanjutnya dibawa ambulans menuju tempat peristirahan terakhirnya di Astana Purwoloyo, Pucang Sawit, Kecamatan Jebres, Solo.
Riwayat Penyakit Diabetes
Sebelumnya kabar duka datang dari Solo. Sipon, istri aktivis Wiji Thukul dikabarkan meninggal dunia, Kamis (5/1/2023). Kabar itu pertama kali disiarkan Wahyu Susilo, yang juga adik Wiji Thukul.
"Sugeng tindak mbok Pon. Semoga ketemu kangmas Thukul. Fajar Merah dan Nganthi Wani tabah ya," tulis Wahyu.
Dari kabar yang beredar, Sipon meninggal dunia karena diabetes. Kini jenazah korban disemayamkan di rumah duka di Kalangan RT01/14, Jagalan, Jebres, Surakarta.
Hingga akhir hayatnya, Sipon belum juga mengetahui keberadaan Wiji Thukul yang hilang sejak 1998. Wiji Thukul sendiri dikenal sebagai aktivis sekaligus penyair yang gencar menyuarakan hak asasi manusia. Wiji Thukul sangat aktif menentang rezim otoriter di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada 23 Juli 1998, Wiji Thukul dikabarkan menghilang dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.
Kisah hidup Wiji Thukul yang berani diceritakan dalam film berjudul Istirahatlah Kata-Kata, yang ditulis, disutradarai, dan diproduksi oleh Yosep Anggi Noen.
Advertisement