Sukses

Mengulik Kampung Pasir, Tradisi Unik Sumenep yang Bisa Cegah Serangan Gaib

Kampung pasir menjadi salah satu tradisi unik masyarakat Sumenep yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Liputan6.com, Sumenep - Kabupaten Sumenep dikenal memiliki potensi kekayaan hasil laut yang luar biasa. Bagi masyarakat Sumenep laut tak sekadar tempat mencari ikan, tetapi juga sumber kehidupan.

Tak heran muncul berbagai tradisi unik yang menghubungkan masyarakat dengan laut, salah satunya adalah kampung pasir. Kampung pasir menjadi salah satu tradisi unik masyarakat Sumenep yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Masyarakat di kampung ini menggunakan petakan pasir sebagai alas tidur. Dikutip dari jurnal 'Kearifan Lokal Kasur Pasir, Desa Legung Timur' (2016) oleh Wahida dkk, masyarakat Kampung Pasir kerap dijuluki sebagai 'manusia pasir'.

Hampir semua aktivitas mereka lakukan di atas pasir, mulai dari tidur, bersantai, bermain, jual beli, hingga melahirkan. Rumah warga di Kampung Pasir tampak seperti rumah pada umumnya.

Namun, setiap kamar tidur berisi kolam pasir persegi seukuran 2x2 meter persegi yang diberi kain atau seprai, lalu digunakan sebagai alas tidur. Itulah yang mereka sebut sebagai kasur pasir.

Pasir yang digunakan bukanlah pasir lunak berair seperti di pantai, melainkan pasir putih dari kawasan yang dipenuhi pohon cemara bernama lo’polo’. Pasir yang digali dari kawasan ini yang sangat putih dan bersih.

Para manusia pasir juga merawat tempat tidur mereka dengan menjemurnya setiap pagi atau mengayaknya supaya tetap lembut. Masyarakat Kampung Pasir percaya, tidur di atas pasir memiliki ragam manfaat.

Mulai dari menghilangkan penat, pegal, dan rasa gatal. Bagi masyarakat kampung pasir, tradisi ini memiliki makna yang mendalam, yakni pasir atau tanah bukanlah hiasan pantai belaka, tetapi manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah.

Meski tidak ada informasi apa pun yang menyebutkan kapan tradisi kampung pasir ini dimulai. Namun, kemunculan manuia pasir ini dikaitkan dengan kisah legenda yang diceritakan secara turun-menurun.

Dikisahkan persahabatan karib dua nelayan yang merupakan nenek moyang Kampung Pasir ini. Suatu hari mereka pun berselisih, saling membenci, dan menjadi musuh.

Mereka berkelahi dari adu fisik hingga saling serang menggunakan ilmu santet atau guna-guna. Tak ada yang menang atau kalah pertarungan, itu pun tak kunjung selesai.

Keduanya terheran-heran karena santet dan guna-guna yang mereka kirimkan, tidak pernah mengenai sasaran. Mereka pun berasumsi bahwa sasaran yang meleset itu dikarenakan mereka sering tidur di pasir.

Mereka menyimpulkan bahwa tidur di pasir telah terbukti mampu menyelamatkan nyawa mereka dari serangan fisik maupun gaib.

Saksikan video pilihan berikut ini: