Liputan6.com, Palembang - Pempek merupakan salah satu kuliner khas Kota Palembang, Sumatra Selatan. Sajian ini merupakan makanan yang mengolah tepung dan ikan sebagai bahan dasarnya.
Dalam penyajiannya, pempek selalu ditemani saus atau kuah berwarna cokelat kehitaman yang disebut cuko atau cuka. Selain cuko, pempek biasanya juga disantap dengan hidangan pelengkap lain berupa irisan dadu timun segar dan mi kuning.
Advertisement
Baca Juga
Sejarah pempek Palembang bermula dari seorang pria keturunan Tionghoa yang biasa dipanggil Apek. Ia hidup di masa pemeritahan Kesultanan Palembang Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin II.
Apek yang tinggal di pinggiran Sungai Musi memiliki ide untuk memanfaatkan potensi ikan yang melimpah. Selain digulai dan digoreng, ia berkeinginan mengolah potensi ikan tersebut menjadi sajian lain.
Akhirnya, Apek pun mengolah ikan hasil tangkapannya dan mencampurnya dengan tepung. Sajian tersebut sekilas mirip dengan makanan bakso yang dibawa pedagang Tiongkok ke Palembang.
Apek pun kemudian menjual makanan buatannya dengan cara berkeliling. Saat itu, ia belum memberikan nama kepada hasil racikannya.
Ketika ada pembeli yang ingin mencobanya, mereka pun memanggil Apek dengan ujung namanya saja, yakni "Pek...Pek."
Dari sanalah asal mula nama pempek tercipta. Dengan demikian, bisa disimpulkan sejarah pempek sebenarnya juga melibatkan akulturasi kebudayaan kuliner dari Tionghoa
Sementara itu, cuko yang digunakan sebagai pelengkap sajian merupakan kuah resep asli Palembang. Kuah tersebut dibuat dari campuran air, gula merah, udang ebi, cabai rawit tumbuk, bawang putih, dan garam.
Sejak dahulu, cuko khas Palembang memiliki cita rasa pedas. Namun, seiring masuknya pendatang dari luar Sumatera, saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Sejarah Pempek Kapal Selam
Salah satu jenis pempek yang cukup populer adalah pempek kapal selam. Pempek kapal selam berisi telur dan berukuran besar, sehingga banyak disukai.
Masyarakat Palembang umumnya menyebut pempek jenis ini dengan sebutan telok besak, yang berarti pempek dengan telur besar. Adapun nama kapal selam sendiri diambil dari cara pengolahannya.
Ketika adonan sudah jadi, selanjutnya direbus di dalam air panas. Saat dimasukkan ke dalam air, pempek akan tenggelam ke dasar wadah.
Lalu, setelah matang akan mengapung di permukaan. Proses tenggelam dan mengapung inilah yang membuat jenis pempek ini disebut pempek kapal selam.
Pempek kapal selam dibuat dengan membentuk kantung menyerupai huruf D. Kemudian, telur mentah dimasukkan ke dalamnya.
Kulit adonan harus tertutup rapat dan tidak boleh terlalu tipis agar telur di dalamnya tidak keluar. Pasalnya, hal tersebut bisa saja menyebabkan gagalnya proses pembuatan.
Selain kapal selam, juga terdapat berbagai jenis pempek lainnya. Beberapa jenis tersebut, di antaranya pempek keriting, pempek panggang, pempek lenggang, pempek kulit krispi, pempek sosis, pempek bulat atau pempek adaan, pempek belah, pempek dos, dan pempek lenjer.
(Resla Aknaita Chak)
Advertisement