Liputan6.com, Gorontalo - Kasus perceraian di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) setiap tahun terus meningkat. Data yang diterima Liputan6.com, pada tahun 2022 jumlah kasus perceraian terjadi ada sekitar 450 perkara.
Jika dibandingkan dengan tahun 2021, jumlah kasus perceraian di Kabupaten Bonebol hanya berada di angka 370 perkara. Hal itu menandakan jika kenaikan ini perkara perceraian begitu signifikan.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Pengadilan Agama Suwawa, Khairudin Anwar membenarkan data tersebut. Bahkan, perceraian tersebut didominasi dengan perkara cerai gugat atau gugatan istri terhadap suami, ketimbang cerai talak atau gugatan suami terhadap istri.
"Cerai gugat di tahun 2022 ada sekitar 372 perkara. Sementara cerai talak itu kurang lebih ada 78 perkara," kata Khairudin.
Dengan melihat data yang ada, bisa dipastikan kasus perceraian di Kabupaten Bonebol lebih didominasi cerai gugat. Sementara penyebab perceraian bisa dari banyak hal, namun yang paling menonjol adalah faktor ekonomi, KDRT hingga perselingkuhan.
"Empat indikator itu merupakan persoalan yang menyebabkan naiknya angka perceraian di Bonebol," ujarnya.
Pernikahan Dini
Sementara itu, dirinya juga membeberkan dispensasi pernikahan dini di Kabupaten Bonebol pada tahun 2022 berjumlah 173 kasus. Pergaulan bebas serta dampak penggunaan media sosial yang seharusnya diawasi oleh orang tua.
"Kalau melihat data yang ada, kasus pernikahan dini di Bonebol ini sebenarnya turun. Karena di tahun 2021 mencapai 239 kasus," ujarnya.
"Meski begitu, angka itu masih terbilang tinggi dan kami terus berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah untuk menurunkan angka ini," ia menandaskan.Â
Â
Simak juga video pilihan berikut:
4 Faktor Perceraian
Mengingat sekarang perceraian sudah makin umum dan sering mempir ke telinga banyak orang, termasuk Anda, sebenarnya apa sih sebab-sebab utama pasutri memutuskan berpisah setelah sekian lama menikah? Mari simak ulasannya
Kurang komunikasi
Sebab pertama, yakni kurangnya komunikasi. Ketika pasangan tak ada yang mau bicara, entah karena ego masing-masing untuk mengesampingkan konflik atau menghindari membahas masalah yang tak nyaman. Kurangnya komunikasi bisa jadi salah paham yang berakibat fatal.
Komunikasi yang kurang, bahkan tidak sama sekali, akan memperbesar jarak suami-istri. Satu rumah, tapi seperti berada di dekat orang asing. Masalah pun tak kunjung selesai jika tidak ada komunikasi antar kalian.
Menyimpan prasangka buruk
Jika memiliki perasaan negatif, jangan disimpan. Menyimpan perasaan negatif bisa berakibat buruk, bukan hanya untuk fisik, tapi juga mental. Namun, jangan juga selalu mengeluarkan pemikiran dan perasaan negatif terhadap pasangan.
Kalau penyampaiannya salah, atmosfer di antara kalian bisa jadi panas dan pertengkaran hampir menyusul di belakangnya. Jika dirasa ada yang kurang menyenangkan dan mengganggu, lebih baik segera utarakan dengan baik-baik.
Lupa menunjukkan kasih sayang
Menunjukkan rasa sayang, meski sepele, ternyata memiliki efek sangat besar dalam hubungan suami istri. Ketika suami atau istri kurang mendapat rasa sayang di rumah, mereka akan cenderung mencari penghargaan dan rasa sayang di luar rumah. Perselingkuhan akhirnya tak terhindarkan. Inilah yang menjadi salah satu sebab utama mengapa perceraian terjadi.
Kehilangan rasa memiliki
Jika suami tak merasa membutuhkan kehadiran istri lagi atau sebaliknya, perlahan ia juga akan kehilangan rasa memiliki dan tanggung jawab. Perasaan ini akan membuat pasangan suami istri jadi saling menjauh dan menghindar satu sama lain. Ini juga bisa jadi pemicu perceraian.
Advertisement