Sukses

Jelang Imlek, Produsen Kue Keranjang Legendaris di Sukabumi Kebanjiran Cuan

Proses pembuatan kue yang berbahan dasar tepung ketan dan gula ini masih diolah dengan cara tradisional.

Liputan6.com, Sukabumi - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 22 Januari mendatang, pesanan kue keranjang atau dodol China di Sukabumi mulai banjir pesanan.

Salah satunya di pabrik kue keranjang yang berada di Jalan Tipar Nomor 35 Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi. Yang sudah memproduksi kue keranjang sejak tahun 1960-an.

Produsen kue keranjang, Dila Novianti mengaku telah kebanjiran pesanan sejak awal Januari 2023 ini. Hampir tiap tahun, produksi kue keranjang yang hanya setahun sekali itu mencapai 30 hingga 37 ton setiap tahunnya.

"Sehari bisa (produksi) 100 kilogram sampai 3 ton tergantung kapasitas oven. Kapasitas dari oven sendiri sekitar 750 kue keranjang. Ini asli resepnya dari nenek moyang," kata Dila saat ditemui di tempat pembuatan kue keranjang, beberapa waktu lalu.

Proses pembuatan kue yang berbahan dasar tepung ketan dan gula ini masih diolah dengan cara tradisional, sehingga dalam sekali produksi membutuhkan waktu sekitar 24 jam sampai matang.

"Di tahun ini target produksi mencapai tiga puluh ton bahkan lebih yah. Biasanya kita juga sampai tiga puluh tujuh ton dan pengiriman kita ke Jabodetabek, Bandung, dan juga Cianjur," ujarnya.

Karena harga bahan pokok yang meningkat, lanjut dia, tahun ini kue keranjang tersebut dibanderol dengan harga Rp42 ribu dalam satu kilo yang berisi dua sampai tiga buah kue. Sementara tahun lalu, harga kue keranjang bisa didapat dengan harga Rp40 ribu.

Kendati begitu, dirinya menyebut minat masyarakat dalam membeli dodol China masih tinggi, terlebih panganan yang dalam bahasa mandarin disebut nián gāo itu menjadi tradisi masyarakat Tionghoa setiap menyambut tahun baru Imlek.

Dalam setiap perayaan Imlek, lekat dengan makanan dan buah-buahan yang manis. Karena rasa manis dipercaya merupakan simbol kebahagiaan dan harapan di tahun batu.

"Disebut kue keranjang itu karena cetakannya menggunakan keranjang, dan berbentuk bulat itu sebagai filosofi pada saat merayakan imlek agar seluruh keluarga itu bertekad bulat menjadi satu dan agar lebih baik pada tahun berikutnya," pungkas dia.