Sukses

Kisah di Balik Jiangshi, Vampir dari China yang Melompat-lompat

Vampir yang kita ketahui kebanyakan rupanya putih pucat dan mempunyai taring yang tajam. Namun, mereka tetap berjalan layaknya manusia, sementara vampir dari China melompat seperti pocong. Mengapa?

Liputan6.com, Bandung - Vampir yang kita ketahui kebanyakan bentuknya putih pucat dan mempunyai taring yang tajam. Ia akan mencari mangsanya dengan menggigit dan mengambil darah manusia sebagai santapannya.

Namun berbeda dengan vampir China, yang ternyata bergerak dengan melompat. Vampir ini mempunyai nama Jiangshi. Vampir China biasanya kita temui dalam film-film komedi zaman dahulu.

Vampir China atau Jiangshi ini mempunyai gaya yang menggunakan pakaian ala kerajaan Tiongkok dari Dinasti Qing. Ia juga biasanya menggunakan pakaian berwarna biru atau hitam lengkap dengan topi ala kerajaan.

Jiangshi juga dikenal sebagai sosok hantu yang sangat kaku dan tangannya selalu menjulur ke depan ketika melihat mangsanya. Bahkan sesekali vampir ini tersenyum mengerikan dan memperlihatkan taringnya yang tajam.

Mengapa Vampir China Melompat?

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa vampir China bergerak dengan melompat-lompat dan sangat berbeda dengan vampir lain kebanyakan. Melansir dari Historyanswers, Jiangshi sendiri ternyata mempunyai arti kaku atau keras.

Pengertiannya juga menggambarkan ritual di Dinasti Qing kepada mayat mereka ketika meninggal. Di mana mayat tersebut mengeras. Karena mengeras dan menjadi kaku, hantu ini jadi tidak bisa bergerak dengan bebas.

Kebanyakan dari mayat tersebut juga umumnya berasal dari mayat para buruh yang jauh dari rumah. Mereka pun hendak dimakamkan secara layak, tetapi karena saat itu sistem transportasi sangat minim banyak keluarga yang membayar orang dalam melakukan ilmu sihir.

Ilmu sihir yang diberikan kepada mayat tersebut pun membuat pergelangan tangan dan kaki serta lutut dari mayat diikat. Mereka pun dinaikkan dengan paksa dan menggunakan sebuah tongkat panjang yang dipasangkan kepada mayat tersebut.

Adapun orang yang membawa mayat itu biasanya ada dua orang di setiap ujung tongkat di bahu mereka. Kemudian ketika bambu dilipat dan mayat tersebut dibawa maka terlihat mayat itu bergerak seperti melompat.

Ritual ini juga dikenal sebagai ritual untuk meminimalisir pembusukan mayat dan prakteknya biasa dilaksanakan pada malam hari. Orang yang memimpin rombongan itu juga biasanya seorang pendeta Tao.

Pendeta Tao ini akan membunyikan bel ketika memimpin prosesnya di malam hari dan jika mayat itu menjadi Jiangshi maka para mayat otomatis tidak bisa bergerak bebas. Sehingga vampir China pun dikenal dengan gerakannya yang melompat dan tangannya terlihat sangat kaku.