Sukses

Bikin Kejuaraan Dunia Sofbol, Pemda Sultra Yakin Bakal Dongkrak Kunjungan Wisatawan Asing

Kejuaraan dunia sofbol akan digelar di Sulawesi Tenggara awal Juli 2023, upaya pemda meningkatkan kunjungan wisatawan hingga 4,2 juta tahun ini.

Liputan6.com, Kendari - Olahraga wisata, masih jarang dilirik menjadi sarana promosi wisata lokal di Sulawesi Tenggara. Padahal, ada banyak spot wisata di bumi anoa selain Kepulauan Wakatobi, tidak kalah menarik dengan daerah lainnya di Indonesia.

Diketahui, setelah pandemi Covid-19, tingkat kunjungan wisata di Sultra masih rendah. Bahkan, wilayah primadona di Kepulauan Wakatobi, belum terlalu tampak kunjungan dan aktivitas wisatawan dibanding beberapa tahun sebelumnya.

Melihat kondisi ini, Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara dan Lakidende Softball Club, menginisiasi sebuah event kejuaraan dunia di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Rencananya, event bakal digelar awal Juli 2023.

Klub sofbol Lakidende, akan menjadi pelaksana teknis di Sulawesi Tenggara. Menurut pihak klub, sudah ada delapan negara peserta bakal ikut ambil bagian dalam kejuaraan.

Kedelapannya yakni, Filipina, Malaysia, Brunei Darusalam, Jepang, Singapura, Australia, Selandia Baru, dan Belanda. Setiap perwakilan negara, akan mengirimkan satu klub terbaik di Kota Kendari.

Sejak Januari 2023, Pengurus Perserikatan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (Perbasasi) Sulawesi Tenggara sudah memastikan keterlibatan sejumlah klub peserta dalam kejuaraan dunia sofbol Sulawesi Tenggara. Sehingga, tidak bertabrakan dengan jadwal kompetisi resmi di negara masing-masing.

Ketua Perbasasi Sulawesi Tenggara, Pahri Yamsul menjelaskan, pihaknya juga akan mengundang 3 atau 4 klub sofbol Indonesia yang bakal ikut bersaing dalam momen ini. Diantaranya, Pirates Kalimantan, Prambors Jakarta, Piccadily Makassar dan Georgeus Bandung. Secara keseluruhan, akan ada 12 atau 13 klub yang akan berlaga di Kota Kendari.

"Untuk negara dan klub tamu, akomodasi dan transportasi kami siapkan sampai event selesai. Mereka hanya perlu membayar tiket pesawat datang dan pulang," kata Pahri Yamsul, Senin (16/1/2023).

Menurutnya, persiapan konfirmasi kedatangan sejak jauh hari penting dilakukan. Pihak Perbasasi berupaya mengatur jadwal event agar tidak bertabrakan dengan event resmi klub negara peserta. Selain itu, kesiapan lapangan dan kondisi cuaca saat kejuaraan juga menentukan keberhasilan.

"Untuk lapangan, Lakidende lebih baik dari Makassar. Rumput sudah oke, tinggal gravel (campuran pasir dan tanah) akan diperbarui secepatnya dalam waktu dekat," ujar Pahri Yamsul.

Kata Pahri, alasan utama sofbol dipilih sebagai cabang olahraga yang mempromosikan wisata, terkait nama besar Klub Lakindende di kancah nasional dan Asia Tenggara. Saat ini, Lakidende dan atletnya, sudah menghasilkan setumpuk prestasi di luar negeri.

"Kemudian, kejuaraan ini akan menjadi tolak ukur keberhasilan Sulawesi Tenggara di PON mendatang," tambah Pahri.

Menurutnya, ada target jangka pandek kejuaraan dunia di Sulawesi Tenggara. Kehadiran sejumlah pemain asing di Sultra, akan menjadi inspirasi atlet lokal meningkatkan skill. Mulai dari teknik pitching (melempar) hingga memukul, atlet akan banyak menjumpai skill pemain asing yang berada di atas rata-rata pemain Indonesia.

"Target jangka panjangnya, selain untuk momen mengukur keberhasilan di PON mendatang, juga sebagai promosi wisata di Sultra," jelasnya.

Dia mengatakan, Sulawesi Tenggara bukan hanya terkenal karena Wakatobi. Namun, ada spot lainnya seperti Wisata Pantai Labengki, Pulau Bokori, Nambo dan Pantai Toronipa. Selain itu, ada juga wisata Benteng Keraton Buton dan air terjun Moramo yang belum banyak diketahui, tetapi memiliki nilai jual bagus.

2 dari 2 halaman

Upaya Dispar Genjot Pariwisata

Kabid Penyiaran dan Promosi Dispar Sulawesi Tenggara, Andi Syahrir mengatakan, target jangka pendek kejuaraan olahraga berbasis pariwisata di Sultra, yakni meningkatkan promosi hingga ke luar negeri.

Menurut dia, pihaknya menargetkan jumlah kunjungan hingga 4,2 juta wisatawan ke Sultra selama 2023. Agar mencapai target, mesti ada langkah maksimal dan terobosan baru.

Dia memaparkan, masih ada saja kendala pariwisata Sultra. Misalnya, fasilitas pendukung seperti jalur transportasi dan kelengkapan di lokasi wisata.

"Sehingga, Dinas pariwisata tak bisa kerja sendirian, harus kerjasama pusat dan daerah, misalnya jalan, harus kerjasama Dinas Bina Marga," jelasnya.

Menurut dia, salah satu hambatan pariwisata Sultra yakni, ketika infrastruktur masih minim. Misalnya, saat ada festival nusantara di Wakatobi, armada penyeberangan masih menjadi salah satu masalah utama.

"Termasuk jumlah hotel di sekitar lokasi wisata, ini menjadi perhatian serius ketika kita ingin Sultra dengan segala potensinya bisa berkembang seperti daerah lainnya," tambah Andi Syahrir.

Target lainnya, dengan kejuaraan dunia di Sultra, akan menjadi sarana promosi terutama bagi atlet luar negeri. Setelah event, mereka diharapkan membawa cerita bagus di negeri mereka tentang keindahan alam Sulawesi Tenggara.

"Yang tak kalah penting, kami harapkan penerbangan Lion air bisa kembali beroperasi di Wakatobi, Pemda sudah siapkan anggaran tinggal komunikasi dan eksekusi," tambahnya.

Menurutnya, Dispar Sultra menggandeng cabor softball karena prestasi menonjol di tingkat nasional dan internasional. Softball Sultra sudah pernah menjuarai PON XIX Jawa Barat dan PON XX Papua.

Pada tahun 2016 Di Jabar, tim putra Sulawesi Tenggara berhasil merebut medali emas, mengalahkan Jawa Timur. Sedangkan di Papua, tim putri Sulawesi Tenggara merebut medali perak.

Di tingkat Asia Tenggara, Softball Sultra sudah berperan aktif pada kejuaraan setingkat Asian Games dan SEA Games. Saat ini, Sultra sudah menyumbang sejumlah atlet yang ikut membela Indonesia pada berbagai ajang internasional.

Saksikan juga video pilihan berikut ini: