Liputan6.com, Yogyakarta Keluhan emak-emak ternyata dapat melahirkan buah melon dengan kenampakan seperti buah apel yang disebut Melon Hikapel. Peneliti Fakultas Biologi UGM Budi Setiadi Daryono mengatakan, keluhan itu datang dari para emak-emak perkumpulan sosialita di Yogyakarta dan Jakarta.
Pada 2011 ia memberikan hasil risetnya para emak-emak seperti Melodi Gama 1, 2, dan 3 serta melon GMB dan Tacapa yang dirakit dari tahun 2008-2010. Momen tersebut bagi emak-emak sangat dikeluhkan karena berat dan besarnya buah melon menyerupai buah semangka sehingga tidak praktis dibawa maupun dikonsumsi.
“Ribet katanya, selain itu juga tidak habis sekali makan karena besar sehingga harus disimpan di kulkas yang tentunya memakan tempat,”paparnya, saat Konferensi Pers di Fakultas Biologi UGM, Senin (9/10).
Advertisement
Baca Juga
Momen itu tidak dilupakan dan langsung merakit kultivar melon baru seperti permintaan para emak-emak sosialita. Akhirnya di 2012, bersamaan dengan lahirnya putra bungsunya yaitu Fadhil Hikari Setiadi yang biasa dipanggil Hika, lahirlah juga buah melon Hikadi Apel yang buahnya menyerupai apel dengan ukuran handy tidak lebih dari 1 Kg.
Lantas Hikapel yang dikembangkan dari hasil riset pendanaan RISPRO KPDP Kemenkeu tahun 2015-2017 menjadi sering disebut sebagai handy melon atau melon yang sebesar genggaman tangan dengan berat 300-800 gram per buah. Rasa melon seperti pada umumnya manis dengan daging buahnya berwarna oranye dan memiliki aroma harum.
“Melon Hikapel ini mengandung senyawa beta karoten yang cukup tinggi berguna bagi kesehatan mata, kaya antioksidan serta mengandung vitamin C dan beberapa mineral lainnya,”urai Dekan Fakultas Biologi UGM ini.
Kulit melon Hikapel yaitu gradasi warna dari krem hingga oranye yang menjadi penanda tingkat kematangan buah. Buah itu Mateng jika kulit buah sudah berwarna krem, tetapi untuk mendapatkan rasa manis yang sempurna carilah Hikapel dengan warna kulit yang telah berubah menjadi oranye.
Selain sarat dengan kandungan gizi, melon hikapel ini memiliki masa tanam 60 hari saja sementara tanaman melon pada umumnya memiliki masa tanam 90 hari.
“Kalau melon Hikapel ini harga jualnya Rp. 35 ribu per Kg-nya di sekitar Jogja. Sedangkan melon pada umumnya per kilogramnya Rp. 10 ribu. Jadi nilai ekonominya cukup besar,” imbuhnya.
Pasar melon Hikapel ini cukup positif di pasaran yang berhasil menembus pasar perdagangan buah yang cukup kompetitif di sejumlah swalayan atau retail di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jabodetabek. Disamping itu, melon ini juga dikembangkan menjadi salah satu produk ekspor buah-buahan Indonesia.
Baby Melon
Budi dan tim terus melakukan inovasi di tahun 2021 ia meluncurkan baby melon hikapel berukuran lebih kecil dan mudah dibawa kemana-mana. Besarnya memang seukuran apel pada umumnya dengan bobot hanya 250 gram per buah.
“Ukuran buahnya mini, karakteristiknya sama dengan melon Hikapel. Namun dari segi rasa, baby melon Hikapel memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan aroma wangi yang khas,”terangnya.
Permukaan kulit baby melon hikapel mirip dengan buah apel yang halus dan mulus berbeda dengan buah melon pada umumnya. Baby melon hikapel ini juga tidak terkontaminasi oleh senyawa ethrel yang berbahaya serta rendah pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi.
“Varietas ini sudah tercatat dalam Daftar Umum PVT dan terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, ditanam dengan aman sehingga bebas dari senyawa ethrel dan pestisida,” ujarnya.
Advertisement