Liputan6.com, Jakarta - Tari Gandai merupakan tarian khas dari masyarakat Mukomuko dan Pekal di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Dinamakan gandai karena tari ini dimainkan secara ganda atau berpasangan. Tari gandai dalam acara perkawinan selalu menjadi sarana berkumpul dengan semua keluarga, para tetangga, dan teman-teman sejawat.
Masyarakat Pekal zaman dulu akan berkumpul setiap malam Jumat di balai desa untuk merayakan hasil panen. Pemilihan tempat tersebut ditujukan sebagai bentuk penghormatan kepada kepala desa dan untuk memudahkan masyarakat. Mereka akan melepaskan rasa lelahnya dengan berkomunikasi, menari, dan saling membalas pantun.
Menurut keyakinan masyarakat Pekal, Tari Gandai telah berada di Indonesia sejak abad ke-15, yaitu sekitar tahun 1600-an. Masyarakat meyakini Tari Gandai berasal dari kisah Malim Deman dan Putri Muhamad Duyah. Kisah ini menceritakan tentang pernikahan manusia bumi, yaitu Malim Deman dengan manusia langit, yaitu Putri Muhammad Duyah.
Advertisement
Zaman sekarang, Tari Gandai sering digunakan sebagai acara hiburan dari upacara adat dan pesta rakyat, seperti pernikahan, khitanan, upacara penyambutan tamu, lomba, perayaan ulang tahun kabupaten, dan lain-lainnya.
Jumlah penari pada Tari Gandai tidak kurang dari enam orang yang terdiri dari pemukul redap, peniup alat musik serunai, pemukul gong, satu orang perempuan atau laki-laki sebagai penyanyi dan sisa pemainnya akan menari secara berpasangan.
Tari Gandai terbagi menjadi tiga berdasarkan penarinya. Di Kabupaten Muko-muko umumnya Tari Gandai ditarikan oleh dua orang perempuan secara berpasangan. Terdapat juga Tari Gandai bertautan yang ditarikan oleh dua orang laki-laki secara berpasangan.
Pada Tari Gandai terdapat 36 gerakan yang berbeda. Tetapi hanya 26 gerakan yang diingat, sedangkan sisanya hanya masyarakat terdahulu yang mengetahuinya. Pada kenyataannya tidak semua 26 gerakan ditarikan. Biasanya penari hanya menarikan enam sampai 12 gerakan karena menurut mereka gerakan tersebut sudah mewakili keseluruhan gerakan.
Penari gandai terdiri dari dua orang laki-laki sebagai pemain musik serunai dan pemukul redap, serta satu orang pendendang lagu tari gandai, bisa perempuan atau laki-laki. Setiap gerakan memiliki nama yang khas, serta menyimpan nilai-nilai kebaikan yang penting untuk terus digali dan diperkenalkan kepada para penari khususnya, dan masyarakat Mukomuko pada umumnya.
Â
Simak video pilihan berikut ini: