Sukses

Menebar Harmoni Keselarasan Hidup dalam Pameran 'Perempuan dan Batik Angso Duo'

Perempuan dan batik memiliki kaitan yang erat. Melalui pertunjukan seni dan pameran "Perempuan dan Batik Angso Duo" ini menjadi bagian promosi untuk kesetaraan gender.

Liputan6.com, Jambi - Tiga orang perempuan duduk dengan memangku kain putih panjang. Lentik jemarinya gemulai memegang canting. Goresan demi goresan terukir apik di atas kain putih melalui lilin batik.

Sementara itu, para pengunjung lalu lalang dan menengok berbagai motif kain batik yang dipajang di galeri. Ada yang sibuk swafoto dan ada pula yang asik memotret aktivitas membatik yang dilakukan tiga orang perempuan tadi.

"Perempuan dan batik memiliki ikatan yang kuat," kata Kurniadi Ilham, Akademisi Prodi Sendratasik Universitas Jambi, usai menghadiri pembukaan pameran di dekat parkiran objek wisata Cagar Budaya Nasional Candi Muaro Jambi, Rabu (18/1/2023).

Atas dasar ikatan kuat antara perempuan dan batik itu lah, Kurniadi Ilham menelurkan pameran dan pertunjukan seni yang muatannya berbau tentang perempuan dan batik. 

Dia menjadi salah satu penggagas program pameran "Perempuan dan Batik Angso Duo. Pameran yang mengangkat tema besar batik Angso Duo ini didukung penuh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui program Dana Indonesiana dan LPDP.

Pameran "Perempuan dan Batik Angso Duo" serta pertunjukan seni ini digelar di dekat parkiran Komplek Percandian Muaro Jambi. Pameran berlangsung mulai 18-19 Januari 2023.

"Pameran dan pertunjukan ini bertujuan untuk proses transmisi udaya dan promosi kesetaraan gender," kata Kurniadi Ilham menjelaskan.

Ilham, begitu ia karib disapa, melihat bahwa perempuan merupakan bagian yang juga turut andil dalam pemajuan kebudayaan melalui proses membatik. Menurut Ilham, membatik bukan semata-mata aktivitas fisik, tetapi membatik adalah memahami narasi memori kebudayaan.

Selain pameran batik, juga digelar nonton bareng film tentang "Perempuan dan Batik Angso Duo". Tak hanya itu berbagai pertunjukan seni pun turut mengisi kegiatan tersebut. Diskusi tentang perempuan dan festival kuliner turut mengisi acara ini.

Dalam mendukung kegiatan tersebut, Ilham juga melibatkan masyarakat di sekitar kompleks percandian Muarojambi.

Para ibu di desa itu dilibatkan untuk membantu mempersiapkan kuliner tradisional, kelompok bapak-bapak dan beberapa remaja juga dilibatkan untuk mempersiapkan hal-hal teknis lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warisan Narasi Angso Duo

Sementara itu, untuk kegiatan pameran batik ini berkalaborasi dengan pembatik perempuan lintas generasi. Mereka memamerkan hasll karya terbaru yang terinspirasi dari motif batik Angso Duo.

Sekitar 30 motif batik Angso Duo dan 3 motif Candi Muaro Jambi yang diproduksi dari tiga sanggar batik di wilayah Seberang Kota Jambi Jambi bagian dalam pameran ini.

Pameran juga diisi serasehan dan edukasi kepada pubilk tentang nilal yang terkandung dari motif batik Angso Duo.

Konsep pameran yang diusung ini berkaitan erat dengan sejarah dan peradaban Jambi. Dalam sejarahnya disebutkan dalam mencari tempat baru untuk kerajaan, Orang Kayo Hitam dan Putri Pinang Masak melepas sepasang angsa milir ke sungai Batanghari.

Kemudian angsa itu menepi ke daratan, maka di tempat itulah didirikan kerajaan. Saat ini angsa digunakan sebagai simbol Provinsi Jambi. Ikon angsa dapat dijumpai di berbagai tempat, mulai dari bangunan, kerajinan, motif batik, dan lain sebagainya.

Menilik dari sejarahnya, Ilham menjelaskan, motif batik Angso Duo mengandung makna bahwa setiap orang haruslah berusaha untuk mencari tempat yang lebih baik. Kemudian bisa menentukan tujuan harmonls dengan sesamanya. 

Manusia di muka bumi ini juga diajarkah untuk selalu selaras dan secara efektlf, melalui proses yang matang dengan hasil yang maksimal, kata Ilham.

Tapi era generasi kiwari, batik Angso Duo hanya dikenal sebagai simbol dan ilustrasi belaka tanpa refleksi makna yang mendalam. Batik Angso Duo pun pada akhirnya tidak tersampaikan dengan baik kepada generasi sekarang.

"Ini menjadi satu hal yang mendasari pemikiran bahwa warisan narasi dan pengetahuan masa silam sangat penting ditransmisikan agar tidak tercerabut dari akarnya" ujar Ilham

Begitu pula tantangan yang terjadi pada generasi muda saat ini sambung Ilham, membatik dianggap kuno, tidak menjanjikan, tidak praktis, dan menghabiskan banyak waktu untuk melakoninya.

Padahal dibalik itu, usaha dari membatik punya peluang besar kancah nasional maupun internasional. Batik masih menjadi salah satu komoditi kultural khas bangsa Indonesia.

Sementara itu, salah satu pemilik rumah produksi Batik Khas Jambi dari Seberang Kota Jambi, Nyai Siti Hajir mengaku turut bangga bisa ikut dalam pameran. Dia mengatakan, Jambi memiliki kekayaan motif batik. Setiap motif batik punya makna dan filosofi nilai luhur.

Belum lagi kata dia, Jambi juga punya kekayaan sumber daya alam. Kondisi ini turut berkontribusi dalam bahan pewarnaan batik dari bahan alami seperti: kulit jengkol, daun jambi, dan kayu langka.

Namun di era sekarang kerusakan yang begitu masif membuat bahan pewarnaan alami sukar dicari. Meski demikian tak menyurutkan perajin batik untuk terus berinovasi.

"Potensi kekayaan motif batik Jambi mesti kita dorong supaya bisa bersaing. Melalui pameran kita mengajak generasi muda untuk memahami makna batik sebagai identitas bangsa," ujar Siti Hajir.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini