Sukses

4 Fakta Rumah Adat Omo yang Jadi Bukti Kejayaan Masyarakat Nias

Rumah adat Omo Sebuah juga menjadi ikon Desa Adat Bawomatulo, Kecamatan Fanayama, Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan.

Liputan6.com, Nias - Omo Sebua merupakan rumat adat masyarakat Nias, Sumatra Utara. Rumah adat Omo Sebuah juga menjadi ikon Desa Adat Bawomatulo, Kecamatan Fanayama, Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan.

Rumah tradisional ini terkenal akan keindahan konstruksinya dan menjadi bukti kejayaan leluhur masyarat Nias. Dikutip dari laman jurnalarkeologi.kemdikbud.go.id, berikut sederet fakta menarik mengenai rumah adat Omo Sebua.

1. Dihiasi Ornamen Tulang Babi

Rumah adat Omo Sebua hanya dihuni oleh kepala negeri, kepala desa, dan kaum bangsawan saja. Rumah adat ini memiliki ukuran dua kali lipat dari Rumah Adat Omo Hada dengan desain yang hampir sama.

Keunikan rumah adat Omo Sebua adalah memiliki banyak ornamen. Termasuk tulang babi yang pernah menjadi jamuan pada ritual atau pesta yang pernah diadakan.

Jumlah tulang babi yang dipajang juga menunjukkan seberapa tinggi kedudukan pemilik rumah di desa tersebut.

2. Memiliki Bentuk Berbeda-beda

Rumah adat Omo Sebua memiliki bentuk seperti panggung yang dibangun di atas tiang-tiang kayu tinggi besar. Uniknya, setiap daerah punya rumah adat yang berbeda.

Rumah adat yang berbeda itu menyesuaikan dengan wilayahnya. Rumah adat Nias berbeda di setiap daerah.

Rumah adat Nias Selatan memiliki ciri khas keberadaan di daerah yang lebih tinggi. Setiap rumah yang ada menggunakan anak tangga yang panjang dan terbuat dari batu.

Biasanya rumah dibangun dengan sistem komplek pemukiman. Di kompleks pemukiman ini terdapat sebuah parit yang dalam yang berbeda.

Kemudian di belakang bambu runcing sebagai salah satu tempat untuk bertahan dari serangan. Pemukiman dibuat menjulang, sebagai penghuni atau tamunya akan menaiki tangga batu yang cukup panjang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Rumah Tahan Gempa

3. Dikenal sebagai Rumah Tahan Gempa

Rumah tradisional ini dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi besar dan beralaskan rumbia. Tiang-tiang tersebut tidak tertanam ke tanah dan sambungan antar kerangka memakai pasak, sehingga membuatnya tahan dari gempa bumi.

Selain dikenal dengan tahan gempa, rumah adat ini juga didesain khusus untuk tahan dari serangan saat terjadinya perang suku. Jalur masuknya hanya tangga kecil yang dilengkapi pintu jebakan dan atapnya juga sangat curam.

4. Dibangun Sesuai dengan Kontur Tanah

Rumah ini juga dibangun dengan memperhatikan suhu dan kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Apabila berada pada dataran yang lebih tinggi dan dingin maka akan dibangun dengan jumlah jendela yang lebih sedikit dibandingkan dengan rumah yang berada pada dataran rendah atau daerah yang panas.

Rumah adat ini punya bentuk bangunan yang lonjong. Bentuk bangunan ini masuk dalam kategori arsitektur vernakular, yang artinya bangunan yang unik dan menarik.

Rumah Adat Omo Sebuah ini menjadi lebih unik adalah terdapat bangunan tambahan yang terpisah yaitu dapur dan ruang makan.