Liputan6.com, Cirebon - Klotokan merupakan sebuah mainan tradisional masih menjadi bagian dari mata pencaharian warga Blok Tegalan Desa Jamblang Kabupaten Cirebon.
Diketahui, warga desa tersebut sudah lama memproduksi mainan tradisional klotokan. Bahkan, sebagian besar warganya memilih menjadi perajin mainan tradisional selain bertani.
Klotokan yaitu sebuah mainan tradisional yang berbuat dari bambu ditambahkan roda dan kaleng bekas. Jika di dorong akan menghasilkan klotok-klotok dari sebuah kaleng bekas yang disimpan pada mainan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Di tengah perkembangan zaman dan digital, eksistensi mainan klotokan masih terlihat. Bagi sebagian masyarakat, mainan ini sudah tidak aneh dilihat.
Kepala RT setempat, Surtama (49) mengatakan, sudah belasan tahun secara turun temurun masyarakatnya memproduksi mainan klotokan. Dia menyebutkan, terdapat 14 RT di Desa Jamblang yang masyarakatnya fokus sebagai perajin mainan klotokan.
"Sebagian besar perajin klotokan di desa ini," ucap Surtama, Senin (23/1/2023).
Untuk membuat mainan klotokan dibutuhkan sejumlah bahan-bahan diantaranya spoons, plastik mika, bulu dan kaleng bekas. Rata-rata satu rumah produksi dalam sehari mampu memproduksi 100 buah mainan klotokan.
"Satu mainan klotokan biasanya di jual Rp10 ribu dan penjualan sudah sistem online maka penjualan secara masif sehingga mainan klotokan bisa mencapai Kalimantan dan Sumatera," ujarnya.
Perajin Klotokan
Namun ada yang unik, mayoritas perajin mainan klotokan di Desa Jamblang ternyata mayoritas kaum perempuan.
Sehingga dapat dikatakan kelompok perempuan di desa yang satu ini merupakan perempuan produktif yang mampu mendongkrak perekonomian keluarga.
"Dampak ekonomi masyarakat sekitar bisa terangkat dari hasil memproduksi mainan klotokan, dan buat kebutuhan sehari-hari bisa menutupi kebutuhan sehari-hari," kata Surtama.
Menjelang hari raya Imlek 2023 ini masyarakat di desa ini sedang disibukan juga memproduksi maianan klotokan versi barongsai.
Advertisement