Sukses

Mengenal Rarak, Alat Musik Tradisional Sarana Luapan Emosi Masyarakat Kuantan Sengingi

Pembelian alat-alat musik tradisional tersebut berakhir setelah kedatangan bangsa Jepang.

Liputan6.com, Riau - Kabupaten Kuantan Sengingi, Riau, memiliki alat musik tradisional yang disebut rarak. Tak hanya sebagai hiburan, rarak juga berfungsi sebagai sarana untuk meluapkan emosi.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, kata "rarak" merujuk pada tiga hal. Pertama, alat musik tradisional Riau berupa oguang (gong), gondang (gendang), barabano (rebana), dan celempong.

Kata rarak juga menunjukkan jenis dan perangkat atau kesatuan dari gabungan bunyi alat-alat tersebut. Bahkan, semua seniman rarak disebut tukang rarak.

Saat dibunyikan, rarak disebut dengan 'digugua'. Umumnya, semua jenis rarak dipukul mempergunakan kayu.
Hampir semua alat musik tradisional ini didatangkan dari Malaysia. Pasalnya, banyak orang Kuantan yang merantau ke negeri tersebut. Bahkan, beberapa di antaranya memutuskan menetap di sana.

Saat itu, rarak menjadi kenang-kenangan bagi setiap perantau yang pulang dari Malaysia. Pembelian alat-alat musik tradisional tersebut berakhir setelah kedatangan bangsa Jepang.

Dengan kondisi tersebut, para seniman di Kuantan pun memutuskan untuk membuat sendiri alat-alat tersebut karena bahan-bahannya mudah didapat. Jenis rarak di Kuantan yang paling sederhana adalah rarak celempong manyiang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kayu Kering

Rarak ini hanya terbuat dari kayu kering atau manyiang. Jenis rarak ini sering dibuat dan dibunyikan oleh para petani sambil menunggu ladang dan kebunnya.

Namun, selanjutnya muncul rarak berupa gong dan celempong yang terbuat dari besi dan tembaga yang dilengkapi dengan gendang dan rebana. Hal tersebut membuat rarak dari kayu semakin sulit dijumpai.

Sementara itu, terdapat lima jenis rarak di Kuantan Sengingi yang paling terkenal. Kelimanya dibedakan oleh alat musik, lagu, dan peranannya.

Kelima jenis rarak tersebut di antaranya rarak oguang godang (rarak gong besar), rarak oguang kenek (rarak gong kecil), rarak gondang godang, rarak jaluar, atau rarak silek (rarak gendang besar), rarak celempong onam, dan rarak celempong tingka. Rarak bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga memberi peluang kepada pendengarnya untuk dapat mengkaji dan memikirkan dirinya.

Sesuai artinya, rarak berarti 'menghitung-hitung diri'. Dengan mendengarkan rarak, diharapkan orang akan merenungkan dirinya dalam realita hidup.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak