Sukses

Bocah SD Tempuh Ratusan Kilometer demi Berobat Ayahnya dengan Bentor, Ambulans Mahal

Setiap 10 hari sekali, Rahmat membawa ayahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara di Lhokseumawe untuk menyedot cairan dalam perut yang membengkak.

Liputan6.com, Aceh - Rahmat Aulia (10), bocah asal Geulanggang, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh,  menempuh jarak 230 kilometer pulang pergi dengan becak motor butut untuk pengobatan ayahnya, Rusli Yusuf (46) yang mengidap lever dan diabetes. 

Setiap 10 hari sekali, Rahmat membawa ayahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara di Lhokseumawe untuk menyedot cairan dalam perut yang membengkak.

"Cairan di perut ayah harus disedot setiap 10 hari sekali. Jika tidak, ayah akan merasakan kesakitan dan kondisi kesehatannya semakin parah. Kesehatan ayah menjadi tanggung jawab saya karena ibu sudah meninggal dunia," kata Rahmat Aulia di Lhokseumawe, Sabtu (28/1/2023).

Rahmat Auliaterpaksa mengorbankan pendidikannya demi mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga dan merawat sangat ayah yang terbaring sakit. 

"Sejak mamak meninggal dunia lima bulan lalu, saya dan kakak yang merawat ayah. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya bekerja menarik pukat dan juga kadang-kadang ada bantuan dari warga," kata Rahmat, dikutip dari Antara.

"Saya sering tidak masuk sekolah karena harus cari uang untuk kebutuhan sehari-hari dan membawa ayah berobat. Sekali bawa berobat memakan waktu empat hingga enam hari," kata Rahmat.

Rahmat mengaku terpaksa membawa ayahnya dengan becak motor bukan menggunakan ambulans maupun angkutan umum karena keterbatasan ekonomi. 

"Untuk biaya pergi berobat hanya ada Rp70 ribu di kantong dari hasil tarik pukat dan bantuan warga sekitar. Kalau naik mobil ambulans maupun angkutan umum, biayanya besar. Kami tidak punya uang," ujar Rahmat. 

 

2 dari 2 halaman

6 Tahun Tidak Bekerja

Rusli Yusuf mengatakan sejak enam tahun terakhir dirinya tidak dapat bekerja lagi dan terpaksa harus terbaring di kasur akibat penyakit yang menggerogoti tubuhnya. 

"Sakit yang saya derita ini mulai 2017. Namun, sakit yang saya derita semakin parah hingga perut membengkak sejak istri saya meninggal dunia enam bulan lalu," katanya. 

Rusli Yusuf mengaku hanya dapat pasrah atas kondisi yang dialaminya seraya berharap penyakit yang dideritanya dapat segera pulih agar dapat mencari nafkah kembali untuk kebutuhan keluarganya. 

"Dulu, saya kerja jual ikan. Sejak sakit, istri saya yang bekerja. Namun, sekarang Rahmat yang menjadi tulang punggung keluarga untuk kebutuhan sehari-hari. Semoga saya cepat sehat dan dapat bekerja kembali," kata Rusli Yusuf. Rahmat menghibur ayahnya saat beristirahat di pinggir jalan di depan KUA Peusangan, Kabupaten Bireuen, Jumat (27/1/2023) ANTARA/HO/Dok Warga