Sukses

Mengenal Ajaran Tiji Tibeh Pangeran Sambernyawa yang Diusung Polres Wonogiri

Kearifan Lokal Tiji Tibeh jadi program andalan Kapolres Wonogiri dalam melakukan tugas dan pendekatan kepada masyarakat di daerah penghasil kacang mete tersebut.

Liputan6.com, Wonogiri - Usung kearifan lokal, Kapolres Wonogiri mulai merumuskan konsep kerja para personel, salah satunya melalui program SUPER yang memiliki filosofi Tiji Tibeh.

Tiji Tibeh adalah ajaran Pangeran Sambernyawa yang berarti 'Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh', ajaran tersebut mengajarkan semangat kebersamaan antara pemimpin dan bawahannya.

Kapolres Wonogiri, AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah berharap dirinya bisa menerapkannya dalam struktur di Polres Wonogiri. Ia merumuskan konsep Wonogiri SUPER (Santun, Unggul, Prediktif, Empati, dan Religius) berdasarkan filosofi Tiji Tibeh.

"Wonogiri SUPER dirumuskan untuk penguatan internal, agar Polres Wonogiri memiliki fondasi yang kuat, sehingga pelaksanaan kegiatan tugas Polri dalam melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat serta penegakan hukum bisa dilaksanakan secara maksimal," kata Indra di Mapolres Wonogiri, Senin (30/1/2023).

Menurutnya, dengan cara tersebut, dirinya bisa melakukan pendekatan baik dengan semua personel di Polres dan juga masyarakat di daerah yang dikenal dengan Kota Gaplek itu. Dari filosofi tersebut, harapannya adalah semua elemen masyarakat di Wonogiri bisa menjadi masyarakat yang apabila tertib satu, semua warga juga ikut tertib.

"Gerakan Tiji Tibeh adalah akronim dari 'Gerakan Tertib Siji, Tertib Kabeh' atau tertib satu tertib semua. Dan apabila sukses satu, sukses semua," ucap Kapolres Wonogiri.

2 dari 2 halaman

Penghormatan untuk Pangeran Sambernyawa

Dirinya menjelaskan, Tiji Tibeh tersebut sebagai satu cara menunjukkan semangat kebersamaan, seperti yang dilakukan Pangeran Sambernyawa. Pangeran Sambernyawa atau RM Said adalah sosok dengan teladan pemimpin yang mau terjun langsung ke rakyatnya, dan menanggalkan batas antara kawula dengan gusti, atau atasan dengan bawahan.

"Kami mengadopsi filosofi Tiji Tibeh sebagai bentuk penghormatan kepada Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, juga sebagai upaya melestarikan filosofi budaya yang memiliki nilai yang luhur," tutur dia.

Sementara itu, Tiji Tibeh Polres Wonogiri memiliki program di antaranya, Jamasan (Jaga Kenyamanan dan Keharmonisan) Wonogiri. Mulai dari dialog lintas elemen masyarakat, evitalisasi atau mengefektifkan Siskamling, diskusi panel, lomba, dan pelatihan berbasis keagamaan, seni, sosial, dan budaya.

Kemudian Tombak Jaladara atau Patroli Motor/Mobil Berkala Jaga Lalu Lintas Ajak Masyarakat Tertib Berkendara. Program Tombak Jaladara ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Patroli Motor/Mobil/Sepeda, seperti Edukasi/Penyuluhan Tertib Berlalu Lintas/ Safety Riding, dan juga Penyuluhan Anti Over Dimension Over Load (ODOL), yaitu Optimalisasi ETLE, dan Pelayanan SIM dan STNK Keliling khususnya daerah terjauh.

Selanjutnya, Program Baladewa atau Bhabinkamtibmas Laksanakan Dialog Edukatif Bersama Warga. Bentuk kegiatannya adalah Sambang ke tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan elemen, komunitas. Juga ronda bareng dan anggota mengaji.

Tak mau kalah sesuai dengan icon Wonogiri, program Gajah Mungkur atau Gerakan Jumat Berkah Tampung Masukan dan Pelihara Kerukunan. Bentuk kegiatannya Salat Jumat Keliling, adlah Jumat Bersih, Sehat (korve dan olahraga), dan sedekah makan untuk jemaah Salat Jumat.

Terakhir adalah Program Bakso Urat Wonogiri atau Bakti Sosial Untuk Rakyat Wonogiri. Program ini diimplementasikan dengan kegiatan pemberian bantuan untuk fakir, janda, dan yatim, buka puasa bersama, tablig akbar, Salat Subuh Keliling, dan pemberangkatan umrah untuk ustaz atau marebot mesjid/musala.

"Penamaan program dan kegiatan menggunakan pendekatan kearifan lokal. Agar bisa lebih dekat dan diserap masyarakat Wonogiri," dia mengakhiri.

Video Terkini