Liputan6.com, Manado - Ribuan warga mengungsi akibat banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kota Manado, Jumat (27/1/2023). Christovel Muris, siswa SMAN 3 Manado ini salah satu dari warga yang terdampak bencana.
Senin (30/1/2023), Christovel Muris yang hanya mengenakan celana, kaget ketika ada kunjungan dari pihak sekolah ke rumahnya di Cempaka Lingkungan 3, Kelurahan Molas, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulut.
Di kompleks itu, ada beberapa siswa lainnya yang juga terdampak bencana banjir. Mereka tinggal saling berdekatan.
Advertisement
Baca Juga
Christovel Muris, siswa kelas 10 B ini merasa senang dapat bantuan dari sekolahnya. Bantuan yang diberikan berupa bahan pokok serta baju layak pakai.
"Semua baju kami hanyut, termasuk perlengkapan sekolah," tuturnya sambil menangis.
Christovel hanya memakai celana, dan tidak memakai baju saat menerima bantuan itu. Semua pakaiannya hanyut terbawa banjir yang menerjang rumahnya.
Dia mengatakan, apa yang diberikan pihak sekolah itu sangat bermanfaat, apalagi ada sembako dan pakaian layak pakai.
"Walaupun semua peralatan sekolah hanyut dibawa banjir, tetapi saya tetap bertekat melanjutkan sekolah," kata Christovel.
Dia pun menceritakan bahwa pada hari terjadinya banjir dia bersama keluarga berada di rumah. Pada Jumat pagi itu tiba-tiba air sungai naik dengan cepat.
"Air naik cepat sekali, dan kami langsung lari menyelamatkan diri ke daerah aman. Tidak sempat membawa barang dan pakaian," kata Christovel.
Bencana banjir di Cempaka ini adalah yang terparah dibandingkan di kawasan lain. Ada 3 rumah yang hanyut dan 90 persen rumah terendam banjir hingga 4 meter.
Terlihat hampir semua badan jalan dipakai warga terdampak banjir untuk menjemur pakaian dan barang mereka yang terendam banjir.
Aksi kemanusiaan dilakukan jajaran SMAN 3 Manado dengan membantu warga yang terdampak bencana banjir di Kota Manado, Sulut.
Plh Kepala SMAN 3 Manado Anthonius Nakuu menggalang bantuan melalui guru dan siswa yang tidak terdampak dan mampu. Bantuan itu kemudian disalurkan bagi warga yang terdampak bencana.
Pembagian bantuan dimulai sejak Jumat (27/1/2023) hingga Senin (30/1/2023), dilakukan dengan menyasar siswa yang terkena bencana.
Pada Senin (30/1/2023), Nakuu didampingi para guru dan pengurus OSIS membagikan bantuan di Kelurahan Mahawu dan di daerah Cempaka Molas, Kota Manado.
Pemberian bantuan kemudian berlanjut ke Kelurahan Mahawu, Kecamatan Tuminting, Kota Manado.
Siswa pertama di Mahawu yang ditemui atas nama Muhammad Returasya Labantu, dia tinggal di lingkungan 3.
Pemberian Bantuan
Rahmawati Manyo, orang tua dari Muhammad Returasya Labantu sangat bersyukur dapat bantuan dari pihak sekolah.
"Sampai sekarang, belum ada yang membawakan bantuan untuk kami. Dengan bantuan ini adalah yang pertama kami terima," ungkap dia.
Lanjutnya, bantuan dari pihak sekolah berupa sembako dan pakaian adalah yang dibutuhkan saat ini.
Pembagian bantuan pun terus berlanjut pada siswa lain yakni Muhammad Fitrun Husay, Kelas 10 E dan beberapa siswa lainnya di Kelurahan Mahawu.
Usai penyaluran bantuan, Nakuu menyampaikan siswa yang menjadi korban banjir terbanyak adalah dari sekolahnya. Saat ini tercatat ada 114 siswa yang menjadi korban.
"Sampai Senin kami terus menyalurkan bantuan kepada para siswa korban banjir, dan bantuan berupa sembako, pakain seragam dan pakaian layak pakai," ujarnya.
Nakuu mengatakan, situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, jangan menjadi penghalang untuk rajin belajar, demi mencapai apa yang dicita-citakan.
“Karena itulah pihak sekolah turun memberikan bantuan, memberi dukungan agar siswa dapat kembali belajar,” ujarnya.
Advertisement