Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Yana Mulyana memastikan berbagai stok komoditas pangan di Kota Bandung aman menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idul Fitri.
Baca Juga
Advertisement
"Saat ini 96,47 persen kebutuhan kita dari luar. Tentunya kita berupaya menjaga stok berbagai komoditas," kata Yana melalui pernyataan tertulis, Selasa (31/1/2023).
Berkaitan fluktuasi harga dan pasokan sejumlah komoditas pangan, Yana memastikan akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Kementerian Perdagangan untuk menambah pasokan dan menggelar operasi pasar.
"Mudah-mudahan kita bisa minta lagi ke Kementerian Perdagangan agar disuplai lagi untuk operasi pasar. Biasa lah menjelang hari besar keagamaan," ujar dia.
"Kita coba penuhi suplainya. Stoknya kita jaga," kata Yana menambahkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, Pemkot Bandung akan menggelar pasar murah di 30 Kecamatan dan 151 Kelurahan menjelang Bulan Suci Ramadan pada Maret 2023 mendatang.
"Pasar murah akan kita gelar sebelum Ramadan sekitar Maret. Paling telat minggu kedua Maret kita akan gelar pasar murah di 30 kecamatan menjelang dan pada saat Ramadan," ujarnya.
"Ada kerja sama antara distributor Wagros (Warung Grosir) dan PKK akan menggelar pasar murah di 151 kelurahan," ucap Elly.
Jabar Tak Perlu Beras Impor
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan wilayah Jawa Barat tidak memerlukan beras impor, mengingat daerah tersebut setiap tahunnya mengalami surplus sebanyak 1,5 juta ton.
"(Produksi beras) Jawa Barat surplus, kita surplus setiap tahun 1,5 juta ton," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil di Cirebon, Jabar, Rabu, saat melakukan kunjungan kerja di Pasar Pasalaran, Kabupaten Cirebon, beberapa waktu lalu
Menurutnya, kenaikan harga beras di Jawa Barat, sedang dilakukan penelusuran, mengingat daerah tersebut menjadi salah satu lumbung padi nasional dengan setiap tahunnya mengalami surplus 1,5 juta ton.
Kang Emil melanjutkan dengan adanya kenaikan harga beras, pihaknya akan melakukan intervensi ke pasar, baik dengan cara operasi pasar, maupun mengintervensi distribusi melalui subsidi kendaraan logistik.
Ia juga menekankan sebentar lagi memasuki musim panen, sehingga beras impor tidak diperlukan lagi.
"Jawa Barat jangan sampai (ada beras) impor, karena mengalami surplus, kalau daerah lainnya silakan saja," tuturnya.
Kang Emil juga meminta kepada daerah yang berada di Jawa Barat, agar tidak mendatangkan beras impor, apalagi di Kabupaten Indramayu yang menjadi lumbung padi nasional. "Indramayu juga jangan sampai mendatangkan beras impor," katanya.
Sementara itu, Pimpinan Cabang Perum Bulog Indramayu Dandy Arianto memastikan stok beras di daerah itu aman hingga musim panen berikutnya, sehingga tidak perlu mendatangkan beras impor dan petani tak perlu khawatir.
"Kami pastikan stoknya cukup untuk menjelang panen raya di akhir Februari 2023 ini," katanya.
Ia mengatakan kebutuhan beras di Kabupaten Indramayu kurang dari 100 ton, mengingat daerah tersebut merupakan lumbung padi, sehingga masyarakat banyak yang menyimpan hasil panen untuk dikonsumsi sendiri.
Dandy menambahkan meskipun stok beras di gudang Bulog Indramayu tidak seperti beberapa bulan lalu yang mencapai 30 ribu ton, namun pihaknya tidak akan mendatangkan beras impor.
Dengan demikian, ia berharap para petani tidak perlu khawatir, karena sebentar lagi menjelang panen raya, agar harga beras di pasaran juga aman tanpa ada penurunan harga.
"Beras impor ke Indramayu baru wacana, barangnya gak ada, akibat adanya wacana pembatalan sisa impor menyusul izin impor Kemendag hanya sampai akhir Januari," katanya.
Advertisement