Liputan6.com, Semarang - Lasem merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang yang berada pesisir Pantai Utara Pulau Jawa. Lasem dijuluki "Tiongkok Kecil" lantaran dipercaya sebagai wilayah awal pendaratan orang-orang Tiongkok di Tanah Jawa.
Lasem terkenal memiliki deretan rumah-rumah kuno dengan arsitektur khas Tiongkok. Uniknya, keberadaan bangunan-bangunan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Di balik bangunan-bangunan kuno yang unik, Lasem menyimpan sebuah kutukan yang cukup populer, yakni kutukan abadi Han Wee Sing. Dikutip dari berbagai sumber, kutukan ini berisi sumpah untuk keturunan Han yang berani tinggal di Lasem akan mengalami kesialan.
Advertisement
Baca Juga
Bagi laki-laki akan bangkrut bila berbisnis, yang perempuan tak akan punya keturunan. Begitu masifnya kisah kutukan ini sampai-sampai tersebar kisah keturunan atau marga Han tidak akan melintasi Lasem, baik jalur darat maupun jalur udara.
Dikisahkan, Han Wee Sing merupakan saudagar kaya yang memiliki dua anak laki-laki. Ia dikenal sebagai pekerja keras, suka membantu orang di sekitarnya, dan tak suka menghamburkan kekayaannya di meja judi atau untuk jual beli candu.
Karakternya yang berintegritas ini rupanya tak diikuti oleh kedua anak lelakinya, Han Te Su dan Han Te Ngo, yang suka berjudi. Anak-anak Han Wee Sing yang gemar beradu dadu rupanya mengakibatkan keluarga Han jatuh miskin.
Sang ayah wafat dengan membawa derita dan nelangsa. Bangkrutnya Han Wee Sing menyebabkan pemakamannya tak kunjung terlaksana.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Uang Pelayat Dipakai
Uang sumbangan para pelayat pun masih saja digunakan anak-anaknya untuk bertaruh nasib di meja judi. Suatu hari, anak-anaknya membungkus jenazah Han Wee Sing dan bermaksud menguburkannya dengan cara seperti itu.
Dalam perjalanan menuju tanah makam, rombongan yang membawa jenazah dirundung mendung. Awan hitam menggelantung, tak lama hujan petir menyambar dan jenazah ditinggalkan begitu saja.
Ketika mereda, muncul gundukan tanah makam. Tak lama berselang, terdengar suara mengutuk datang dari dalam makam itu yang menyebutkan bahwa keturunan Han tidak boleh tinggal di Lasem.
Apabila melanggar akan jatuh miskin. Kemudian, kedua pemuda Han ini berlari meninggalkan Lasem.
Konon, arwah Han Siong Kong mengutuk keturunannya karena tidak berbakti dengan menelantarkannya di jalanan. Sejak saat itu, keturunan Han dipercaya meninggalkan Lasem.
Keberadaan kutukan abadi Han Wee Sing seolah dibenarkan dengan keberadaan sebuah makam bernisan putih di Desa Babagan. Makam ala Cina tersebut kerap diduga sebagai makam Han Wee Sing.
Kisah legenda Han Wee Sing di Lasem merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Lasem. Kisah legenda kutukan ini bahkan berkembang menjadi sebuah legenda urban di Lasem.
Terlebih daya mistis keberadaan makan ini, justru menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mendatangi makan ini. Hingga saat ini, masyarakat sekitar tetap merawat dan menjaga makam Han Wee Sing, sebagai salah satu cagar budaya di Lasem.
Advertisement