Sukses

Atraksi Sere Api, Tradisi Kebal Api Sulawesi Selatan yang Berawal dari Nazar

Istilah sere api sebenarnya berasal dari bahasa Bugis yang berarti bergerak atau menari dalam kobaran api.

Liputan6.com, Makassar - Sere api merupakan sebuah pertunjukan di Sulawesi Selatan yang menampilkan atraksi kekebalan terhadap api. Konon, tradisi ini bermula dari sebuah nazar masyarakat setempat yang akhirnya berkembang menjadi kesenian tradisi.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, istilah sere api sebenarnya berasal dari bahasa Bugis yang berarti bergerak atau menari dalam kobaran api. Tradisi ini pun sudah ada sejak 1920, khususnya di Desa Gattareng, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Meski tidak diketahui pasti pencetus tradisi Sulawesi Selatan ini, tetapi masyarakat setempat meyakini tradisi ini lahir dari spontanitas nenek moyang. Sere api pun kini telah menjadi ritual tahunan warga di desa tersebut.

Dari cerita yang beredar, tradisi ini bermula saat kejadian tidak adanya hasil panen padi. Masyarakat kemudian bernazar, jika nantinya padi yang ditanam membuahkan hasil yang melimpah, maka masyarakat akan membunyikan lesung (menumbuk lesung).

Kemudian, pemangku adat masyarakat pun mewakili nazar tersebut melalui doa-doa yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan perintah atau amanah yang diberikan pemangku adat, setiap kali padi sudah mulai menguning, maka masyarakat harus membunyikan lesung hingga musim panen tiba.

Oleh karena itu, saat musim panen tiba, masyarakat pun melaksanakan tradisi sere api sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Hingga kini, tradisi kebal api ini masih terus dilestarikan.

Pelaksanaan tradisi ini merupakan puncak dari perayaan agraris dalam masyarakat Gattareng. Tradisi Sulawesi Selatan ini juga merupakan perayaan yang paling ditunggu oleh lapisan masyarakat karena beberapa makanan khas panen raya akan disajikan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini: