Sukses

Apa itu Sesar Garsela, Pemicu Gempa di Garut pada Rabu Malam?

Kejadian gempa bumi bermagnitudo 4,3 mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Rabu (1/2/2023) malam.

Liputan6.com, Bandung - Kejadian gempa bumi bermagnitudo 4,3 mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Rabu (1/2/2023) malam. Dampak gempa yang dirasakan berdasarkan laporan BPBD terasa di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang.

Hingga Kamis (2/2/2023) pagi, berdasarkan laporan BPBD Garut, kerusakan akibat gempa tersebut yaitu 10 unit rumah rusak dan 7 unit rumah terdampak. Kerusakan rumah masing-masing di tiga kecamatan di tiga desa.

Sampai sejauh ini, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa gempa tersebut.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 107,73 BT dan 7,27 LS, berjarak sekitar 19,4 km barat daya kota Garut, Jawa Barat, dengan magnitudo (M4,3) pada kedalaman 3 km.

"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif berupa Sesar Garsela dengan mekanisme sesar mendatar,” kata Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, M Wafid dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (2/2/2023).

Lebih lanjut, Wafid menjelaskan, menurut peta geologi lembar Garut dan Pameungpeuk dari Badan Geologi terdapat sesar mendatar di sekitar lokasi pusat gempa bumi.

Selain itu, berdasarkan data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian gempa bumi tersebut tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," ujar Wafid.

Lantas, apa itu Sesar Garsela? Berikut penjelasannya.

2 dari 2 halaman

Sesar Garut Selatan

Penyelidik Bumi Madya, PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, Supartoyo menyatakan, ada dua sumber gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Garut. Yakni, di laut yang berasosiasi dengan zona subduksi atau salah satu sumber gempa bumi utama di Indonesia yang disebut dengan zona penunjaman. Kedua, potensi gempa dari patahan aktif di darat yang disebut dengan Sesar Garsela.

Dia menjelaskan wilayah selatan Garut terdapat zona subduksi yang saat ini sedang cukup aktif dibuktikan dengan adanya gempa pada 12 November lalu, kemudian terulang kembali pada 3 Desember 2022 yang mengakibatkan beberapa bangunan rusak ringan.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, Sesar Garsela rata-rata kekuatannya kecil, bermagnitudo di bawah 5,0. Meski demikian, salah satu struktur sesar paling aktif di Jawa Barat ini dapat berpotensi menyebabkan kerusakan.

"Satu hal yang patut diwaspadai bahwa meskipun magnitudonya kecil, tetapi karena sangat dangkal maka dapat merusak. Banyak kasus gempa kekuatan di bawah 5,0 dan menimbulkan kerusakan," kata Daryono dikutip dari Merdeka.

Menurut BMKG, gempa sering terjadi di zona Sesar Garsela namun magnitudonya rata-rata tidak sampai melebihi 5,0. Kendati demikian, guncangan akibat gempa di zona sesar itu seringkali dirasakan oleh masyarakat karena pusatnya sangat dangkal.

Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan merupakan satu dari beberapa sesar aktif di bagian selatan Jawa Barat. Dua segmen Garsela yakni segmen Kencana (selatan) sepanjang 17 km dan Rakutai (utara) sepanjang 19 km, keduanya sama-sama masih aktif.

Badan Geologi mengingatkan Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, maupun masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana agar terhindar dari risiko bencana karena daerah Garut rawan bencana alam.