Sukses

Gagal Lolos Jadi PPS Pemilu 2024 karena Gaptek, Emak-Emak di Muna Mengamuk

Seorang emak-emak berstatus anggota PPS di Muna mengamuk dan menghambur perabot di kantor kelurahan karena tak lolos sebagai anggota PPS.

Liputan6.com, Kendari - Seorang emak-emak di Kelurahan Fookuni Kecamatan Katobu Kabupaten Muna, membuat heboh usai mengamuk di kantor kelurahan. Dalam sebuah video viral berdurasi 30 detik, wanita yang diketahui bernama Wa Jalena (53), mengacak dan membanting susunan kursi dalam sebuah ruangan.

Tidak hanya itu, dia juga terlihat menghamburkan lembaran berkas-berkas ke lantai. Tampak dalam video, ratusan lembar berkas berhamburan setelah tak ada yang berupaya menahan amukan Wa Jalena.

"Siapa yang kasih begini saya, sudah puluhan tahun saya kerja di sini," teriak wanita yang menjabat sebagai Kasi Pelayanan Umum dan Kesejahteraan Sosial di kantor kelurahan itu.

Tak ada pegawai lain yang terlihat menahan wanita tersebut. Padahal, ada dua orang petugas di dalam ruangan kantor PPS Muna.

"Kenapa hanya gara-gara uang Rp150 ribu kita dikasih begini," katanya sambil mondar-mandir.

Belakangan, ruangan tersebut diketahui merupakan ruang sekretariat Panitia Pemungutan Suara (PPS) kelurahan Fookuni Kabupaten Muna. Kejadiannya, terjadi pada Selasa (31/1/2023) siang.

 

2 dari 2 halaman

Pernyataan Wa Jalena

Ternyata, alasan Wa Jalena mengamuk di kantor kelurahan karena menganggap diperlakukan tak adil oleh Lurah Fookuni. Pasalnya, dia tidak lolos menjadi petugas pemungutan suara menjelang pemilu 2024 mendatang.

Menurutnya, lurah terkesan tebang pilih dan menganggap orang yang menggantikan dirinya tidak layak. Saat diwawancarai media, dia menjelaskan penyebab awal dia marah.

"Saya tanya kenapa saya tidak lolos, katanya saya digantikan nama Usman, padahal dia tidak pernah masuk kantor," ujar Wa Jalena.

Menurutnya, Usman saat ini sedang berada di luar daerah. Pegawai tersebut mendapat tugas belajar dan jarang beraktivitas di kantor.

Lurah Fookuni Kisabang, saat diwawancarai media menyatakan, pihaknya mengusulkan tiga nama. Semua diusulkan ketua PPS.

Ketiganya yakni, Yuliana, Yuniarsih, dan Usman. Sedangkan Wa Jalena tidak diusulkan dengan alasan tidak bisa mengoperasikan komputer. Dia tidak mengatakan alasan Usman sering tidak masuk kantor.

Namun, kondisi Wa Jalena tak bisa mengoperasikan komputer dan laptop, dianggap sebagai masalah dan menghambat kerja-kerja PPS. Padahal, saat ini semua administrasi sudah menggunakan teknologi komputer.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Â