Sukses

Hubungan Alat Musik Tradisional Bali Mandolin dan Mandarin, Ada Jejak Warga Tionghoa di Pulau Dewata

Mandolin merupakan alat musik dawai yang dimainkan dengan cara dipetik.

Liputan6.com, Bali - Mandolin adalah salah satu alat musik yang tumbuh dan berkembang di Bali. Alat musik ini berasal dari kata Mandarin yang lama-kelamaan berubah cara pengucapannya menjadi mandolin.

Bukan tanpa alasan, hal tersebut terjadi karena alat musik ini dulunya sering dimainkan untuk membawakan melodi berwarna Mandarin. Seiring perkembangan zaman, mandolin kini tak hanya memainkan nada-nada bernuansa Mandarin, tetapi juga menjadi alat musik yang memainkan nada lebih luas.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, mandolin merupakan alat musik dawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Ciri-ciri tersebut membuat mandolin digolongkan ke dalam alat musik kelas kordofon.

Kordofon merupakan alat musik yang sumber suaranya berasal dari dawai yang bergetar. Alat musik ini memiliki perbedaan dengan rebab, terutama dalam hal cara memainkan dan jumlah senar yang digunakan.

Jika rebab adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan digesek, maka mandolin adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Tak hanya dipetik, mandolin juga memiliki tuts yang ditekan untuk menyesuaikan nada dan menghasilkan harmonisasi suara.

Mandolin memiliki laras pelog tujuh nada yang umumnya dimainkan dengan posisi duduk. Namun, tak jarang mandolin juga dimainkan sambil berjalan, terutama saat mengiringi prosesi-prosesi yang harus dilakukan dengan berjalan kaki.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Berawal dari Alat Musik China

Dulunya, mandolin yang ada di Pupuan, Bali, merupakan alat musik China yang ditinggalkan saat masa penjajahan Jepang. Sekitar 1930-an, alat musik ini dibawa oleh seorang warga Tionghoa yang merupakan teman Pan (Bapak) Sekar dari Desa Temukus Buleleng.

Namun, saat itu bentuknya tidak seperti mandolin yang ada di Pupuan, melainkan berupa alat musik petik sejenis kecapi. Karena Pan Sekar tidak dapat membuat penuh seperti kecapi, ia mengubah bentuk dan cara memainkannya menjadi seperti mandolin yang saat ini banyak dikenal di Pupuan.

Mandolin berbentuk kotak persegi panjang yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, leher, dan badan layaknya gitar. Bagian kepala merupakan tempat mengikatkan dawai dengan menggunakan tuning control seperti pada gitar akustik.

Pada bagian leher terdapat tempat dibentangkannya dawai dan merupakan tempat tombol-tombol atau tuts seperti mesin ketik manual. Pada bagian leher ini terdapat 12 tombol nada.

Selajutnya pada bagian badan mandolin juga merupakan bagian leher. Pasalnya, kotak resonator mandolin memiliki ruangan resonator hingga ke bagian lehernya.

Pada bagian badan mandolin ini terdapat sebuah lubang resonator. Selain itu, juga terdapat pickup atau spul.

Pickup merupakan komponen utama pada gitar elektrik. Pickup elektromagnetik menangkap dan mengubah getaran senar atau dawai ke dalam bentuk sinyal yang kemudian diteruskan ke pengeras suara melalui kabel.

Meski sempat mengalami pasang surut, keberadaan mandolin sebagai musik tradisi juga memberikan identifikasi tersendiri terhadap karawitan Bali. Mandolin sebagai salah satu wujud musik Bali mencerminkan seni yang adiluhung dan masih dipertahankan keberadaannya hingga sekarang.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak