Sukses

Polemik Penebangan Pohon Tua di SMAN 1 Semarang, AGSI Jateng Sesalkan Somasi Alumni

Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Tengah menyesalkan adanya somasi dan pelaporan kepada Polisi dari forum alumni SMAN 1 Semarang kepada sekolah terkait penebangan pohon-pohon tua di SMAN 1 Semarang pekan lalu

Liputan6.com, Semarang - Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Tengah menyesalkan adanya somasi dan pelaporan kepada Polisi dari forum alumni SMAN 1 Semarang kepada sekolah terkait penebangan pohon-pohon tua di SMAN 1 Semarang pekan lalu.

Terlebih setelah adanya kejadian pohon tumbang, Jumat (3/2/2023) yang nyaris menimpa siswa SMAN 1 Semarang yang sedang berolahraga.

Ketua AGSI Jawa Tengah Heni Purwono mengungkapkan, semestinya forum alumni dapat berkomunikasi secara baik dan bijak terlebih dahulu dengan pihak sekolah sebelum melayangkan somasi dan pelaporan kepada Polisi.

Menurut dia, aspek cagar budaya di SMAN 1 Semarang adalah bangunannya, bukan pohonnya. Apa lagi sudah banyak kejadian cabang pohon jatuh, membahayakan siswa, guru bahkan rumah warga di sekitar sekolah.

"Jadi wajar kalau diadakan penebangan untuk antisipasi," jelas Heni, Minggu (5/2/2023).

Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan Kepala SMAN 1 Semarang, Kusno. Dia yakin, keputusan untuk menebang pohon tua sudah melalui pertimbangan matang.

"Saya kemarin komunikasi langsung dengan Kepala Sekolah, Pak Kusno, beliau mantan guru sejarah dan juga Pembina AGSI Jateng. Jadi saya yakin beliau tahu betul mana tindakan yang benar mana yang tidak," ucap dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Mendorong Mediasi

Heni juga menjelaskan, Kusno ia tahu persis SMAN 1 Semarang sangat menjaga aset cagar budaya yang ada di sekolah tersebut.

"Kami melaksanakan Musda AGSI dua bulan yang lalu di SMAN 1 Semarang. Saya bahkan memuji kondisi bangunan-bangunannya masih sangat baik. Bahkan bangunan selasar pun masih terjaga baik," tambahnya.

Dia berharap pihak forum alumni yang melayangkan somasi untuk mencabut somasi dan laporan Polisi serta meminta maaf kepada pihak sekolah.

Ia juga sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak termasuk BPCB, Presiden AGSI serta PGRI Jawa Tengah untuk penyiapan advokasi sekiranya dibutuhkan.

"Kami berharap kejadian serupa tidak terjadi. Sekolah adalah institusi moral yang setiap tindakannya pasti dipikirkan secara matang. Kalau ada yang dirasa tidak pas atau tidak sepakat, bicarakan dahulu secara baik-baik, saya yakin sekolah akan sangat aspiratif. Kami menunggu dan terus mengawal proses kasus ini, semoga berakhir dengan baik," tandas Heni.

Tim Rembulan