Sukses

Mengenal Prasi, Antara Seni dan Tradisi di Bali

Cerita seperti Ramayana, Mahabarata, dan cerita tradisional rakyat Bali lainnya menjadi sumber hadirnya prasi.

Liputan6.com, Bali - Prasi merupakan kerajinan yang mengarah pada tradisi. Prasi yang berasal dari Kabupaten Karangasem, Bali, umumnya dibuat dari daun lontar.

Prasi berbentuk cerita-cerita klasik pewayangan. Cerita seperti Ramayana, Mahabarata, dan cerita tradisional rakyat Bali lainnya menjadi sumber hadirnya prasi.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.ig, prasi sangat berkaitan erat dengan naskah kuno atau manuskrip masa lalu saat belum tersedia kertas sebagai alat tulis. Para pendahulu menggunakan daun lontar sebagai sarana untuk menulis cerita, babad, kekawin, dan lainnya. Bahkan, para pendahulu juga melukis di atas daun lontar yang sekarang dikenal dengan prasi.

Prasi merupakan cerita bergambar, layaknya komik. Adanya gambar pada sebuah cerita akan menarik perhatian para pembaca. Prasi memuat cerita-cerita tradisional yang bersumber dari naskah kuno, termasuk memuat gambar makhluk-makhluk mitologi.

Cerita yang dikembangkan biasanya berupa cerita pewayangan, pelintangan, Ganesa, Garuda, Ramayana, Saraswati, Barong, Legong dan tarian Bali. Prasi telah dibuat secara turun-temurun dan masih ada hingga sekarang.

Menulis prasi membutuhkan keahlian yang cukup tinggi karena memakai daun lontar sebagai sarana untuk menulis. Selain ntal (daun lontar), bahan lain yang diperlukan, di antaranya pengerupak (alat untuk menulis), pemutik, paser pelubang, arang, benang, dan bambu.

Adapun nilai yang terkandung dalam seni prasi berupa nilai budaya yang meliputi nilai etika (moral) dan nilai magis. Selain itu, seni ini juga mengandung nilai ekonomi. Prasi masih bisa ditemukan di beberapa daerah di Bali, seperti Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, dan Desa Sidemen.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini: