Sukses

Komoditas Perikanan Melimpah, Kaltara Siap Jadi Daerah Penyangga IKN

Melimpahnya komoditas perikanan yang ada di Provinsi Kaltara, provinsi dengan 4 kabupaten dan 1 kotamadya ini siap menjadi daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Liputan6.com, Bulungan - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki potensi komoditas perikanan yang cukup melimpah. Sebagai daerah perbatasan, provinsi dengan 4 kabupaten dan 1 kotamadya itu siap menjadi penyangga kebutuhan pangan produk perikanan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltara, Rukhi Syayahdin mengatakan, panjang garis pantai Provinsi Kaltara kurang lebih 3.500 km. Bahkan, Kaltara memiliki kewenangan pengelolaan hingga 12 mil laut atau setara kurang lebih 776 ribu hektare.

Sedangkan untuk pulau-pulau kecil, ada 196 pulau potensi menjadi lahan tambak yang tersebar diseluruh wilayah Kaltara.

“Dengan keadaan geografis seperti itu, potensi perikanan kita cukup melimpah. Sebagai penyuplai untuk IKN (Nusantara), kita sangat siap,” katanya.

Dia mengatakan, ada 4 jenis komoditas perikanan yang menjadi andalan di Kaltara yakni, kepiting, udang windu, ikan bandeng dan rumput laut. Untuk udang windu, kata dia, catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 lalu, produksinya mencapai 8.752 ton dengan nilai ekonomis mencapai Rp886,6 miliyar.

Bahkan, lanjut dia, udang windu di Kaltara di budidayakan secara organik dan tradisional yang tentunya tidak tersentuh dengan zat kimia.

“Yang (dibudidayakan) secara organik itu paling dicari orang. Bahkan di Kawasan Asia Timur dan Timur Tengah itu sangat diminati,” ucap dia.

Sementara untuk kepiting bakau, memang sudah menjadi komiditas unggulan di Kaltara. Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang mewacanakan jika kepiting bakau menjadi produk unggulan provinsi ini.

Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara, jumlah kepiting bakau yang di produksi pada tahun 2021 lalu mencapai 756,67 ton. Jumlah itu rata-rata berasal dari Kawasan tambak masyarakat yang tersebar di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung.

“Terus harganya juga lebih tinggi dibandingkan udang windu. Saat ada perayaan hari besar, seperti Imlek kemarin, (harganya) mencapai Rp300 sampai Rp400 ribu per kilogram. Sedangkan yang ukuran 20, dijual sekitar Rp150ribu. Yang dulunya jadi hama, sekarang sangat dicari karena harganya cukup tinggi,” katanya.

Komoditas lainnya yang menjadi produk andalan adalah ikan bandeng. Pada tahun 2020 lalu, BPS Kaltara mencatat jika produksi ikan bandeng di Kaltara mencapai 4.480 ton dengan nilai ekonomis Rp69,8 miliyar. Bahkan, ikan bandeng yang berasal dari Kaltara sudah cukup dikenal sejak dulu dan menjadi salah satu komiditas ekspor ke beberapa negara.

Kemudian komiditas lainnya adalah rumput laut. Tahun 2021 lalu, produksi rumput laut kering di Kaltara mencapai 62 ribu ton yang terkonsentrasi di Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan. Apabila dihitung secara ekonomis, ada sekitar Rp1,2 triliun perputaran uang di Kaltara apabila konversi harga rumput laut Rp20 ribu per kilogram.

“Jadi memang cukup melimpah komoditas perikanan yang ada di Kaltara ini. Bahkan sudah ada yang ekspor ke beberapa negara,” ucapnya.

Bahkan selain IKN, Kaltara siap memenuhi kebutuhan konsumsi hasil kelautan dan perikanan secara domestik ke 2,7 juta orang yang direncanakan akan bekerja di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan.

Simak juga video pilihan berikut: