Sukses

Ramai-Ramai Jemaat HKBP Geruduk Polda Sumut

Ratusan Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jalan Pabrik Tenun, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), mendatangi Polda Sumut, Senin (20/2/2023).

Liputan6.com, Medan Ratusan Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jalan Pabrik Tenun, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), mendatangi Polda Sumut, Senin (20/2/2023).

Kehadiran ratusan Jemaat HKBP ke Polda Sumut yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Medan, menuntut pihak kepolisian untuk segera memproses laporan polisi yang mereka buat, menyusul kisruh internal yang terjadi sejak Mei 2022.

"Aksi ini juga kami rangkai dengan menggelar kebaktian di Mapolda Sumut," kata Kuasa Hukum Jemaat, Dwi Ngai Sinaga.

Tampak para pengunjuk rasa mayoritas mengenakan pakaian serba putih menangis ketika menggelar mimbar bebas di depan pintu masuk Polda Sumut. Secara bergantian, mereka berorasi sambil membawa poster berisi tuntutan.

"Selain membawa poster berisi tuntutan. Banyak juga papan bunga yang dikirimkan ke Polda Sumut, juga berisikan tuntutan," ucap Dwi Ngai.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Papan Bunga Berisi Desakan

Isi papan bunga yang berjejer menuntut Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, segera memproses hukum 5 laporan polisi. Bahkan saat orasi, seorang jemaat wanita paruh baya menangis histeris. Dia mengaku dikriminalisasi.

Kuasa Hukum Jemaat, Dwi Ngai Sinaga menjelaskan, kisruh di tubuh Gereja HKBP Jalan Pabrik Tenun terjadi sejak Mei 2022. Para jemaat menentang penugasan Pendeta Rumondang Sitorus selaku Pimpinan Gereja.

Pro dan Kontra terhadap Pendeta Rumondang terbelah menjadi 2 kubu. Hingga pada akhir Mei 2022, sebagian jemaat kubu kontra Pendeta Rumondang diangkut paksa ke Mapolda Sumut.

"Atas tindakan bawa paksa kemaat saat beribadah, kita menuding polisi tidak netral, berat sebelah dala. penanganan konflik internal gereja," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Terbangkan Balon

Usai berorasi, para Jemaat HKBP kompak melaksanakan ibadah kebaktian di depan gerbang Polda Sumut. Setelah itu, mereka menerbangkan balon ke udara.

"Penerbangan balon ini dilakukan sebagai simbol ketidakadilan polisi maupun Kantor Pusat HKBP dalam menangani konflik," Dwi Ngai menandaskan.