Menolak Cerai, Dedi Mulyadi Bakal Banding Jika Gugatan Cerai Anne Ratna Dikabulkan

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi. (Dok. DPR RI)

Liputan6.com, Karawang - Persoalan gugatan cerai Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika terhadap suaminya yang juga anggota DPR RI Dedi Mulyadi terus bergulir. Dedi Mulyadi mengaku, jika pengadilan agama Purwakarta mengabulkan gugatan cerai tersebut, dirinya akan mengajukan banding.

3.080 Peserta Ikuti Ujian Profesi Advokat Peradi, Salah Satunya Dedi Mulyadi
Cegah Bencana Hidrometeorologi di Sukabumi dan Cianjur Berulang, Dedi Mulyadi Bakal Reboisasi Hutan di Jawa Barat
KPU Resmi Umumkan Perolehan Suara Pilgub Jabar, Dedi-Erwan Menang dengan 14 Juta Suara

"Sebenarnya kami ada dua opsi, kalau ditolak gugatannya, kami terima. Kalau dikabulkan gugatannya, kami akan banding," kata pengacara Dedi Mulyadi, Aa Ojat Sudrajat, di Karawang, Rabu (22/2/2023).

Sesuai dengan jadwal sidang, pada hari Rabu ini Pengadilan Agama Purwakarta akan menggelar sidang putusan gugatan cerai yang diajukan Anne Ratna Mustika kepada suaminya, Dedi Mulyadi.

Aa Ojat mengemukakan bahwa upaya banding akan membuka ruang negosiasi untuk keduanya agar rujuk kembali.

Secara psikologis, menurut dia, Anne melayangkan gugatan dalam posisi jabatan bupati yang memiliki kewenangan dan otoritas kuat.

Dengan posisi Anne seperti itu, kata dia, seolah menganggap dirinya tidak memerlukan sosok suaminya, Dedi Mulyadi, karena secara kemampuan ekonomi tercukupi ditambah aset yang makin bertambah.

Mantan Bupati Purwakarta hadapi gugatan cerai istrinya, Anne Ratna Mustika yang menjabat Bupati Purwakarta. Usai sidang mediasi di Pengadilan Agama Purwakarta (27/10/2022), Dedi beri keterangan. Ia tak pernah menggugat cerai istri saat menjabat bupat...

2 dari 2 halaman

Ada Kepentingan?

Selain itu, banyak juga kelompok yang tidak menyukai Dedi memanfaatkan momentum kapasitas jabatan Bupati Anne, termasuk kelompok-kelompok yang tidak menyukai Dedi, seperti dari kalangan birokrat dan tokoh-tokoh lain yang saat ini memanfaatkan momentum kapasitas jabatan bupati.

Ojat mengatakan, mereka seolah-olah memanfaatkan Anne untuk berbagai kepentingan berdasarkan kekuasaan yang tak akan lama lagi akan hilang karena masa jabatan sudah selesai.

"Belum lagi setiap hari dikelilingi oleh kelompok berkepentingan mulai dari birokrat dengan kepentingan pekerjaan dan jabatan hingga berbagai kelompok kepentingan lainnya yang membangun narasi interaksi didasarkan pada kepentingan pada kekuasaan," katanya.

Namun, hal tersebut akan mengalami perubahan signifikan pada saat Anne tak lagi menjabat sebagai bupati pada bulan September 2023.