Liputan6.com, Yogyakarta - Bukan hal baru lagi jika masyarakat Yogyakarta masih meyakini adanya hubungan antara Keraton Yogyakarta dengan Nyi Roro Kidul. Salah satu pantai di Yogyakarta, Pantai Parangkusumo, bahkan disebut sebagai gerbang menuju ke istana ratu pantai selatan tersebut.
Pantai Parangkusumo merupakan salah satu pantai yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar kawasan Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Pantai ini dianggap sebagai gerbang utama menuju Keraton Gaib Laut Selatan, yakni sebuah kerajaan Nyi Roro Kidul yang menguasai Laut Selatan (Samudera Hindia).
Berbagai acara labuhan bahkan banyak dilakukan di pantai ini, baik dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat maupun dari masyarakat setempat. Ritual Labuhan Keraton di Pantai Parangkusumo merupakan simbol ikatan dan kekuasaan antara keraton dan penguasa laut selatan.
Advertisement
Baca Juga
Menurut penuturan almarhum RP Suraksotarwono (Mbah Nono), yakni juru kunci sekaligus sesepuh warga Pantai Parangkusumo, labuhan kepada Kanjeng Ratu Kidul merupakan sebuah ritual yang penting bagi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ratu Kidul pernah berjanji untuk mengayomi Panembahan Senopati, seluruh keturunannya, dan Kerajaan Mataram ketika berada dalam kesulitan.
Berdasarkan nasihat dari Ki Juru Mertani, Panembahan Senopati pun bermeditasi di Pantai Parangkusumo, sebuah pantai kecil di pinggiran Laut Selatan. Meditasi tersebut mengakibatkan kekacauan di Kerajaan Segara Kidul (laut selatan).
Hingga akhirnya, Kanjeng Ratu Kidul mendatangi penguasa Mataram tersebut dan mengatakan harapannya telah dikabulkan oleh Sang Maujud Agung. Kemudian perjanjian antara Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul pun dibuat.
Hubungan antara raja-raja Mataram dan Kanjeng Ratu Kidul telah memperkokoh legitimasi kebudayaan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono. Cerita tersebut hingga sekarang masih dipercayai oleh masyarakat Yogyakarta, sehingga masyarakat masih melakukan ritual di kawasan Cepuri.
Tempat tersebut dianggap sebagai lokasi pertemuan Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati. Sementara di Kawasan Pantai Parangkusumo dipercaya sebagai keratonnya Ratu Kidul.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Air Laut Surut
Pada 1973, Mbah Nono melakukan semedi di Pantai Parangkusumo dengan didampingi ayahnya saat akan diberi limpahan jabatan oleh sang ayah. Saat itu, tiba-tiba air laut surut dan terlihat adanya sebuah kerajaan.
Saat ia masuk, dari depan kerajaan terlihat seperti ada gerbang yang megah. Setelah melewati gerbang, terlihat adanya bangunan layaknya pendapa yang dilengkapi tiga tangga. Tangga tersebut terbuat dari batu yang sangat indah dan bersih.
Ketika ingin menaiki pendopo tersebut, tiba-tiba sosok Ratu Kidul muncul. Seketika itu juga, Mbah Nono langsung menundukkan wajah sebagai bentuk penghormatan bagi penguasa laut selatan.
Setelah sekian lama tertunduk, tiba-tiba Ratu Kidul menjamah kepala Mbah Nono seraya mengatakan untuk menerima tanggung jawab yang diberikan ayahnya untuk menjadi penerus juru kunci Cepuri. Melalui pengalaman gaib itulah ia akhirnya menerima tanggung jawab sebagai juru kunci Cepuri, tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.
Hingga saat ini, Pantai Parangkusumo masih dijadikan lokasi meditasi, semedi, maupun berziarah. Terdapat dua lokasi untuk melakukan ziarah, yaitu di Batu Besar (Sela Ageng) dan Batu Sengker (batu gilang).
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement