Liputan6.com, Jayapura - Buntut kerusuhan yang memakan 9 korban jiwa di Wamena, Polda Papua mengirim satu kompi personel Brimob ke daerah tersebut untuk pemulihan keamanan.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri di Jayapura, Jumat (24/2/2023) mengatakan, peristiwa kerusuhan di Wamena dipicu beredarnya hoaks isu penculikan anak.
Advertisement
Kasus tersebut kemudian direspons Kepolisian Resor Jayawijaya untuk menghentikan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan warga, akan tetapi situasi yang terjadi malah berbalik.
"Insiden itu sebenarnya mau diselesaikan di Polres Jayawijaya, namun ada yang memprovokasi sehingga terjadi kericuhan," katanya.
Dalam kerusuhan itu tercatat ada 10 orang meninggal dunia dan 41 orang mengalami luka-luka, termasuk 18 aparat keamanan, serta 15 bangunan dibakar massa.
"Saya turut berduka cita atas jatuhnya korban yang cukup banyak akibat kerusuhan di Wamena," kata Irjen Fakhiri.
Kapolda Papua berharap insiden di Sinakma, Distrik Wamena, menjadi pembelajaran bagi masyarakat Papua agar tidak terjadi peristiwa yang sama pada masa mendatang.
"Saya menyampaikan permohonan maaf dan turut berduka cita. Dari laporan yang saya diterima, saat ini situasi di Wamena sudah terkendali dan berangsur-angsur kondusif. Forkopimda telah mengambil langkah bersama agar terciptanya situasi yang kondusif dan berkomunikasi dengan tokoh masyarakat setempat," kata Kapolda.
9 Orang Tewas
Sebelumnya, sebanyak 9 orang warga dilaporkan tewas usai merebaknya isu penculikan anak di Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Benny Adi Prabowo di Timika, Kamis malam (24/2/203), selain menyebabkan 9 warga sipil tewas, insiden tersebut juga mengakibatkan 6 warga lainya terluka dan sejumlah rumah dan kios dibakar massa.
Dari laporan yang diterima, kerusuhan Wamena itu berawal sekitar pukul 12.30 WIT saat mobil penjual kelontong dihentikan warga di Sinakma karena diduga akan melakukan penculikan anak.
Mendapat laporan tersebut, anggota yang dipimpin Kapolres Jayawijaya langsung ke TKP dan berupaya untuk menyelesaikan kasus tersebut dengan membawa terduga pelaku ke polres.
"Namun tiba-tiba ada yang berteriak dan menyerang anggota sehingga meminta penguatan dari Wamena," kata Benny.
Dia menjelaskan tidak beberapa lama kemudian datang personel baik dari TNI dan anggota Brimob, namun massa makin anarkis dengan melakukan pembakaran di sekitar TKP sehingga terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan.
Akibatnya dari sembilan korban yang meninggal dilaporkan tujuh meninggal akibat luka tembak.
"Massa brutal dengan menyerang warga dengan berbagai senjata tajam dan senjata tradisional serta melempar baru hingga menyebabkan beberapa di antaranya terluka," kata Benny.
Dia juga menyebutkan, ada sejumlah kios dan rumah warga yang dibakar.
"Saat ini anggota masih bersiaga dengan melakukan patroli guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," kata Benny.
Advertisement