Liputan6.com, Makassar - Battiq-battiq adalah tradisi lisan saling berbalas syair pantun yang dilakukan oleh kalangan muda-mudi di Sulawesi Selatan. Tradisi ini biasanya dilakukan secara berkelompok.
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tradisi balas pantun ini tercipta karena adanya larangan pergaulan bebas anatara pemuda dan pemudi. Pada masa lalu, mereka memang dilarang saling bergaul, tetapi bukan berarti mereka tidak saling berkomunikasi.
Hubungan yang mereka jalin hanya terjadi di waktu-waktu tertentu, misalnya saat ada keluarga yang mengadakan hajatan. Meski tak diperbolehkan bertemu secara individu, tetapi mereka bisa berkomunikasi melalui tradisi battiq-battiq.
Advertisement
Baca Juga
Battiq-battiq pun kemudian menjadi sarana untuk para pemuda dan pemudi saling berinteraksi. Tradisi ini mempertemukan mereka secara berkelompok.
Dalam tradisi ini, mereka akan saling berkomunikasi melalui syair-syair (pantun) yang saling berbalas. Kelompok pertama terdiri dari 6-10 orang pemuda, sedangkan kelompok lainnya adalah para gadis belia dengan jumlah yang sama.
Acara Battiq-battiq diiringi dengan tabuhan gendang rebana yang cukup besar. Masing-masing kelompok kemudian akan memulai melemparkan syair pantun.
Biasanya, syair yang dilontarkan bernada romantis dan merayu. Tak jarang, ada pula yang bernada komedi dan menghibur.
Setiap orang dalam kelompok akan menyajikan syairnya yang bersifat menyerang, kemudian dibalas oleh kelompok lainnya dengan sebuah pembelaan yang sekaligus merupakan serangan balik. Secara bergantian anggota kelompok akan tampil satu per satu hingga ada pihak yang tidak memiliki jawaban lagi.
Bagi pihak yang tidak dapat menjawab serangan lawannya, maka ia dinyatakan kalah. Kesenian ini bertujuan untuk mempertemukan muda-mudi dan saling memperkenalkannya. Tak jarang, dalam pertemuan battiq-battiq ini mereka dapat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
(Resla Aknaita Chak)