Liputan6.com, Malang - Kota Malang, Jawa Timur (Jatim) menjadi salah destinasi wisata populer di Indonesia. Kota Apel ini terkenal dengan lanskapnya yang indah, mulai dari pantai hingga pegunungannya.
Tak hanya itu, Kota Malang juga memiliki berbagai macam situs sejarah. Ragam situs sejarah di Kota Malang dapat mengenalkan berbagai budaya dan nilai-nilai sejarah leluhur.
Salah satu situs sejarah yang cocok menjadi tempat wisata ialah Situs Patirtaan Ngawonggo. Situs Patirtaan Ngawonggo sangat cocok dijadikan tujuan berlibur singkat dari lelahnya aktivitas sehari-hari.
Advertisement
Baca Juga
Terlebih lagi, tempat wisata Malang ini menyuguhkan suasana pedesaan dengan lingkungannya yang asri dan sejuk. Dikutip dari laman cagarbudayajatim.com, Situs Ngawonggo ditemukan oleh warga sekitar pada 1970-an.
Kemudian, situs ini baru dikembangkan oleh Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata Kaswangga pada 2017. Situs Ngawonggo merupakan situs pemandian atau patirtaan suci peninggalan dari Mataram Kuno pada masa keemasan Mpu Sindok atau Kerajaan Medang Kamulan.
Pada situs ini terdapat empat klaster yang meliputi relief perwujudan dewa-dewi, kolam serta relief meander, tebing dengan relief meander, dan relief makhluk penyangga alam semesta atau Gana.
Selain itu, terdapat pula zona inti yang dimulai dari jembatan yang dibangun oleh Belanda hingga ujung kolam pada bagian sisi timur. Di tempat tersebut tersebut hanya boleh digunakan untuk melakukan ritual kepercayaan setempat.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Akses Jalan Mudah
Akses jalan serta rute menuju Situs Patirtaan Ngawonggo tidak begitu sulit. Wisatawan yang hendak berkunjung ke Situs Patirtaan Ngawonggo dapat melalui tiga jalur dengan rute berbeda.
Jalur pertama dapat dilalui dari Kota Malang, tepatnya Kelurahan Tlogowaru yang kemudian menuju arah timur sampai melewati kantor Kecamatan Tajinan hingga tiba di Situs Ngawonggo.
Sementara itu, untuk jalur kedua dapat ditempuh dari wilayah Tumpang. Lalu, wisatawan dapat langsung mengambil jalur ke arah selatan hingga melewati Pasar Tajinan supaya dapat menuju Desa Ngawonggo.
Lalu, untuk jalur yang ketiga yaitu dari bandara Abd. Saleh di mana pada rute ini harus melewati daerah Tumpang terlebih dahulu dengan menempuh jarak sekitar 16 km.
Situs Ngawonggo menjadi salah satu wisata edukasi yang mengusung konsep pedesaan. Meski tergolong sebagai tempat wisata baru di Malang, fasilitas yang tersedia di sini cukup memadai bagi para wisatawan yang sedang berkunjung.
Fasilitas yang tersedia meliputi dapur kayu, tempat makan yang menyediakan makanan-minuman hingga jajanan, musala, kamar mandi, tempat untuk bersantai, dan area parkir untuk roda empat maupun roda dua.
Makanan serta minuman yang tersedia di sini tidak berbayar atau gratis. Namun, sebagai gantinya pengunjung dapat memberikan uang seikhlasnya melalui sebuah kotak kayu yang telah disediakan bernama Kotak Asih.
Wisatawan dilarang untuk bertanya mengenai tarif maupun harga dari setiap hidangan yang tersedia di sini. Bagi siapa pun yang ingin berkunjung sekaligus berminat untuk mencoba kuliner khas pedesaan di Situs Ngawonggo, perlu halnya untuk melakukan reservasi terlebih dahulu sebelum berkunjung.
Hidangan yang disajikan tidak mengandung unsur hewani dan sepenuhnya vegan atau memanfaatkan hasil alam. Makanan yang disajikan di Tomboan Ngawonggo seperti nasi empok, botok, lodeh, urap sayur, dan sebagainya.
Sementara itu untuk minuman yang tersedia di sini di antaranya wedang abang, wedang ngawonggo, wedang ijo, dan wedang rosela. Selain menikmati kuliner pedesaan, wisatawan juga dapat berfoto di setiap spot menarik di sini yang dijamin estetik abis.
Lebih dari itu, pengunjung juga dapat belajar beberapa hal mengenai budaya masa lalu meliputi ritual religi hingga tata kelola irigasi persawahan.
Advertisement