Liputan6.com, Balige Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) bersama Pemerintah Kabupaten Toba menyiapkan 3 titik sebagai lokasi penyelenggaraan side event F1 Powerboat Danau Toba di Balige.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Toba, Sesmon Butarbutar mengatakan, 3 lokasi tersebut adalah Lapangan Mini Soposurung, Pantai Sibolahotang Sas, dan Bundaran D.I. Panjaitan.
"Di lokasi yang dapat menampung ribuan pengunjung ini akan diisi kegiatan pameran ratusan produk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sekaligus nonton bareng," kata Sesmon, Sabtu (25/2/2023).
Advertisement
Dijelaskannya, di Lapangan Mini Soposurung akan berlangsung side event selama 3 hari sejak Jumat, 24 Februari 2023 hingga Minggu, 26 Februari 2023, dengan kapasitas paling besar, yakni sekitar 3.000 orang.
"Sedangkan di Pantai Sibolahotang Sas dan Bundaran D.I. Panjaitan dapat menampung sekitar 1.500 hingga 2.000 orang," jelas Sesmon.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ratusan UMKM
Diterangkan Sesmon, sebagai upaya turut mendorong produk lokal, di lokasi akan sekitar 502 UMKM. Para pelaku ini telah melalui proses assessment. Mayoritas UMKM yang terlibat memiliki produk kuliner dan souvenir.
"Produk unggulan kami ada kopi, stola tenun toba, padi, maupun jagung, karena Toba ini dikenal juga sebagai daerah pertanian dan kopi," terangnya.
Sesmon menyebut, Kabupaten Toba memiliki beberapa produk kopi yang diunggulkan, seperti Mora Kopi dari daerah Ajibata dan juga Kopi Partungkuan, yang sudah pernah dicoba oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Berdasarkan Indikasi Geografis (IG), saat ini Kopi Arabika Toba sudah diakui, bahwa Toba adalah penghasil kopi arabika," sebutnya.
Advertisement
Produk Kuliner
Sedangkan untuk produk kuliner, Pemerintah Kabupaten Toba memang mendorong para pelaku UMKM memanfaatkan ajang internasional F1 Powerboat untuk menonjolkan makanan atau kudapan tradisional khas daerah.
"Kita imbau masyarakat menyediakan kuliner-kuliner tradisional seperti kue lapet, tipa-tipa, juga sasagun, yang sudah dimodifikasi menjadi seperti kukis atau biskuit, sehingga bisa dijadikan oleh-oleh," ungkap Sesmon.
Tingkatkan Kualitas
Secara umum, UMKM yang telah melewati proses assessment juga diminta meningkatkan kualitas, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk serupa yang sudah lebih dulu ada di pasaran. Misalnya segi kemasan, harga, kualitas, hingga ketersediaan produk.
"UMKM diarahkan untuk menampilkan produk yang berkualitas dan kompetitif, namun terkait harga tidak melebihi pada umumnya," Sesmon menandaskan.
Advertisement