Liputan6.com, Bandung - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung memacu berbagai program donor darah guna memenuhi kebutuhan labu darah menjelang Ramadan 2023.
Kebutuhan darah untuk Kota Bandung per hari sebanyak 500 labu. Jumlah labu tersebut bukan darah yang dijadikan persediaan, tapi yang diminta oleh pasien.
Baca Juga
Menurut Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah, otoritasnya juga harus menyiapkan labu darah di kisaran 200 labu permintaan daerah lain semisal Tasikmalaya, Cianjur dan Pangandaran.
Advertisement
"Dua bulan terakhir ini kita gencar melakukan pengerahan mobil unit (donor darah). Mobil unit donor darah sudah mulai penuh (jadwal pengambilan darah), saya targetkan sih harus tujuh (lokasi donor darah). Paling banyak jadwalnya di Sabtu - Minggu. Tapi kan darah itu punya masa kedaluarsa jadi kita harus atur (persediaan darah). Paling tidak kebutuhan darah untuk bulan Ramadan 2023, empat hari sebelumnya harus punya stok," ujar Uke saat dihubungi Liputan6.com, Bandung, 27 Februari 2023.
Uke mengatakan persediaan darah menjelang Ramadan 2023 diperkirakan sebanyak 1.000 labu. Itu di luar dari permintaan darah rutin setiap harinya.
Target itu diharapkan Uke tercapai, karena hingga saat ini Kota Bandung belum dapat menyimpan labu darah sebagai cadangan.
Jumlah 500 labu darah yang berhasil diolah PMI Kota Bandung, sudah merupakan permintaan pasien ataupun rumah sakit sebelumnya.
"Jadi yang 500 labu itu belum tentu dapat diperoleh dengan cepat. Tidak semua darah yang disumbangkan oleh pendonor dapat diolah dikarenakan beberapa faktor gangguan kesehatan," kata Uke.
Faktor Cuaca
Kendala lainnya dalam memenuhi raihan labu darah adalah cuaca yang kini tak menentu. Namun, ini tertolong dengan kerja sama dengan berbagai komunitas, pengurus gereja dan masjid serta lokasi peribadatan lainnya.
Uke menyebutkan, tingginya permintaan labu darah dipicu oleh faktor kecanggihan sistem deteksi kesehatan.
Perkembangan dunia kesehatan seperti pola pemeriksaan ditingkatkan kualitasnya dengan berbagai alat baru untuk mendiagnosa suatu penyakit.
"Jadi kan banyak temuan diagnostiknya makin banyak, ya akhirnya mengikuti kalau harus operasi agar lebih cepat tertangani. Jadi mau tak mau harus transfusi darah," sebut Uke.
PMI Kota Bandung juga selalu menyiapkan tenaga sukarelawan medis UTD yang siap panggil (on call). Tujuannya agar seluruh pengolahan dan penyaluran labu darah dapat terpenuhi.
Jumlah tenaga sukarelawan medis UTD yang siap panggil akan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh PMI Kota Bandung.
Sementara untuk dokter, PMI Kota Bandung kini telah memiliki 15 orang dokter dalam pengolahan darah.
"Tapi kalau memang diperlukan akan diambil dari tenaga on call, karena kalau dokter itu agak berbeda dengan sukarelawan medis lainnya. Biasanya mereka sudah punya tugas di masing - masing divisinya," tukas Uke.
Advertisement