Sukses

Menanti Mentari di Pantai Lon Malang

Sukses pengelolaan Lon Malang dengan melibatkan masyarakat sekitar

Liputan6.com, Bangkalan - Akhirnya Halimah bisa merasakan camping malam hari di tepi pantai. Keinginan yang sudah ia dambakan sejak remaja namun baru terwujud setelah berstatus ibu rumah tangga.

Sabtu pekan lalu, bersama suami juga sejumlah kolega, perempuan 36 tahun itu menghabiskan malam dengan menikmati debur ombak yang tenang berselimut pasir Pantai Lon Malang yang lembut.

Dan seperti lazimnya emak-emak, Halimah mengabadikan sebanyak mungkin momen bahagia itu dan membagikan ke media sosial. Tentu ada satu hal lagi yang tak boleh dilewatkan yaitu menyetel alarm di handphone, semata agar tak melewatkan momentum menyaksikan matahari terbit di ufuk timur.

"Cuacanya bagus sekali, ombaknya tenang, anginnya sepoy, sempurna banget suasana campingnya," kata ibu dua anak itu.

Lon Malang bukan hal baru bagi Halimah, dia telah dua kali menjejakkan kaki di Pantai yang dibuka pada 2016 itu. Hanya saja dia baru tahu kalau ada paket camping di sana setelah melihat postingan di Instagram.

Setelah meneruskan info paket camping itu ke sang suami dan dibumbui sedikit rayuan, suaminya akhirnya setuju dengan pertimbangan karena tak perlu perjalanan jauh ke luar kota.

Hanya butuh 1,5 jam dari rumahnya di Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan ke Pantai Lon Malang yang terletak di Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. "Biaya campingnya juga terjangkau, hanya 100 ribu perorang," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Keamanan

 Halimah sempat khawatir soal keamanan selama camping. Kisah-kisah pemalakan yang dialami warganet saat camping yang ia baca di media sosial sempat membuat hatinya tak tenang.

Namun ketika sampai di Pantai Lon Malang menjelang magrib, dia disambut dua pemuda petugas pantai yang ramah. Sikap itu membuat Hati Halimah benar-benar tenang, apalagi ada jaminan tak akan ada gangguan selama camping di sana.

"Malam itu pantai benar-benar milik kami berdua, saya benar-benar menikmati suasana tanpa ada gangguan," ujar Halimah.

Dengan harga Rp100 ribu, layanan yang disediakan pengelola Lon Malang terbilang lengkap. Jam 9 malam petugas mengantarkan paket ikan bakar yang bisa dibakar sendiri sebagai makan malam. dan paginya mendapatkan sarapan khas Desa Bira Timur. Air mineral dan kopipun disediakan.

"Kami juga ada paket camping plus mancing, malam camping, paginya disediakan kapal bagi yang hobi mancing, harganya 450 ribu," kata Mastuki, pengelola Pantai Lon Malang.

Di Pulau Madura, Lon Malang barangkali menjadi Pantai yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Pengunjung harian lebih tercatat lebih dari 200 orang. Di akhirnya pekan pengunjung bisa menembus 500 orang. Warga Bangkalan termasuk urutan teratas yang mengunjungi pantai yang dibuka tahun 2016 ini.

"Wisatawan Bangkalan tinggi, mungkin karena bosan ke Surabaya, Ke Malang terlalu jauh, jadinya mereka ke sini yang terdekat," tutur Mastuki Alumnus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan di Sumenep.

3 dari 3 halaman

Wahana

Salah satu cara terbaik mengelola wisata, kata Mastuki, adalah melibatkan masyarakat sekitar. Selain mencegah konflik, masyarakat juga merasakan manfaat secara ekonomi.

Wahana seperti sepeda ATV dan kuda yang bisa disewa pengunjung untuk berkeliling pantai murni dikelola oleh masyarakat.Deretan kios-kios pun di kelola emak-emak sekitar dengan iuran bulanan yang murah.

"Hanya satu permintaan saya, mereka tak boleh ngemplang harga. Nggak apa-apa hasil sedikit yang penting berkah dan pengunjung tetap ramai," jelas dia.

Soal harga makanan, Halimah menilai terbilang murah dibanding wisata lain yang pernah dia kunjungi. "Tadi saya beli rujak dan kelapa muda, harganya di 30 ribu, samalah sama harga di luaran," tutur dia.