Sukses

Mengenal Depo Pertamina Plumpang, Terminal BBM yang Sudah Beroperasi Sejak 1974

Kebakaran dahsyat terjadi di kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang milik PT Pertamina (Persero) di Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam.

Liputan6.com, Jakarta Kebakaran dahsyat terjadi di kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang milik PT Pertamina (Persero) di Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam. Ini adalah insiden kebakaran terbesar kedua yang melanda objek vital nasional dan terminal BBM terpenting di Indonesia itu sejak 2009 silam.

Berdasarkan data dari Command Center Damkar DKI Jakarta, kejadian kebakaran di Depo Pertamina Plumpang terjadi pada pukul 20.11 WIB dengan objek yang terbakar ialah pipa bensin Pertamina.

Kasi Ops Damkar Jakarta Utara Abdul Wahid mengatakan berdasarkan info yang diterima pihaknya, dugaan awal penyebab terjadinya kebakaran ialah karena sambaran petir.

“Kalau info yang diterimanya itu kesambar petir,” kata Abdul.

Sebagai informasi, Depo Pertamina Plumpang dibangun pada 1972 di atas lahan seluas 48,352 hektare dan mulai dioperasikan pada 1974.

Produk minyak yang terdapat di Pertamina Depot Plumpang terdiri dari dua penggolongan bahan bakar yaitu, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK), di mana masing-masing golongan memiliki jenis sebagai berikut.

Produk BBM terdiri dari Premuim, Solar, dan Pertamina Bio Solar. Sedangkan, produk BBK terdiri dari Pertamax RON 92, Pertamax Plus RON 95, dan Bio Pertamax.

Thruput atau rata-rata penyaluran BBM dari Depo Plumpang mencapai 17.500 KL per hari terdiri dari 11.000 KL Premium, 4.300 KL Solar, 2.200 KL Pertamax dan 200 KL Pertamax Plus dan melayani 230 mobil tangki untuk konsumen SPBU/I/A, dan Industri di wilayah Propinsi DKI Jakarta & sekitarnya, antara lain Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Pasokan minyak yang ditimbun dan disalurkan oleh Depo Pertamina Plumpang berasal dari Pertamina Instalasi Tanjung Priok melalui pipa berdiameter 16” sepanjang 5 km yang dipendam dalam tanah dengan flow rate rata-rata 800 KL/jam.

Selain itu pasokan minyak juga berasal dari Kilang Unit  Pengolahan VI Balongan (Terminal Transit Utama Balongan) melalui pipa  berdiameter 16” sepanjang 221 KM dengan rata-rata flow rate 500KL/jam.

Pernah meledak pada 2009

Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara sebelumnya pernah meledak pada 2009. Kejadian itu tejadi pukul 21.20 WIB. Api baru bisa dipadamkan pada Senin pagi, sekitar pukul 06.15 WIB.

Pertamina ketika itu mengatakan bahwa kebakaran tersebut telah menyebabkan kerugian hingga sekitar Rp17 miliar. Sementara korban jiwa akibat insiden itu berjumlah satu orang, yakni petugas keamanan di fasilitas tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.