Sukses

Masuk Jadi Bank Terbesar ke-6 di Indonesia, Berikut Sejarah Bank Syariah Indonesia

PT Bank Syariah Indonesia Tbk ini telah berhasil menjadi bank yang masuk urutan terbesar ke-6 di Indonesia.

Liputan6.com, Bandung - PT Bank Syariah Indonesia Tbk ini telah berhasil menjadi bank yang masuk urutan terbesar ke-6 di Indonesia. Pertumbuhan bank ini terbilang cepat karena bank ini secara resmi berdiri sejak 2021.

Bank Syariah Indonesia sendiri merupakan hasil penggabungan dari bank lain yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Peresmiannya pun saat itu diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.

Bank Syariah juga menjadi salah satu bank yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, kita ketahui Indonesia adalah negara yang mempunyai penduduk beragama muslim terbesar di dunia dan bank yang menerapkan prinsip Islam tentunya menjadi perhatian para masyarakat.

Sejarah Bank Syariah Indonesia

Melansir dari situs resminya, Bank Syariah Indonesia pertama kali diresmikan pada 1 Februari 2021 atau 19 Jumadil Akhir 1442 H. Bank ini menjadi sejarah bergabungnya Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah menjadi satu entitas.

Tentunya penggabungan bank tersebut turut memberikan pelayanan yang lengkap, jangkauan yang luas, dan kapasitas permodalan yang baik. Adapun bank ini menjadi bentuk perbankan Syariah di Indonesia yang tidak hanya modern namun juga menjalani prinsip keagamaan.

Bank BSI ini tentunya sudah mendapatkan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia bank ini pun masih ingin mengembangkan potensinya terutama dalam tingkat global.

Bank Syariah Indonesia ingin memberikan peran yang penting terutama menjadi fasilitator aktivitas ekonomi dalam industri halal. Serta mewujudkan apa yang menjadi harapan Negeri.

Komposisi pemegang saham untuk Bank Syariah Indonesia ini jika dari situsnya yaitu dari PT Bank Mandiri (persero) Tbk sebanyak 50,83%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,25%. Serta diantara sisanya adalah pemegang saham yang masing-masing berada di bawah 5%.