Liputan6.com, Yogyakarta Mengenalkan dan melestarikan budaya minum jamu di masyarakat Fakultas Farmasi UGM meluncurkan Kafe Jamu Acaraki Gama. Kafe tersebut terbentuk berkat kerja sama antara Fakultas Farmasi UGM dengan PT. Acaraki Nusantara Persada serta BPOM RI. Dekan Fakultas Farmasi UGM, Satibi mengatakan Acaraki Gama merupakan kafe jamu yang berusaha mengembangkan penelitian obat tradisional, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
“Komitmen kita semua untuk melestarikan jamu sebagai budaya Indonesia dan mengenalkan jamu di kalangan masyarakat milenial,” ungkap Satibi, Selasa (7/3/2023).
Lebih lanjut Satibi menyatakan jamu merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia yang telah terbukti secara empiris dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu, jamu sebagai aset nasional mempunyai dimensi manfaat yang sangat luas sehingga sudah saatnya dikembangkan sebagai komoditi yang kompetitif baik di tingkat lokal, regional maupun global.
Advertisement
Baca Juga
Pendiri PT. Acaraki Nusantara Persada, Jony Yuwono mengatakan bahwa kekayaan alam Indonesia seperti rempah memiliki potensi keanekaragaman hayati yang luar biasa. Kafe Jamu Acaraki Gama menjadi wujud nyata agar dapat menginspirasi generasi muda.
“Harapannya kedepan minat akan penelitian jamu juga bisa berkembang dan bersaing di tingkat internasional,”terangnya.
Sementara itu, Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito mengapresiasi kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri yang mendukung pelestarian jamu sebagai warisan budaya sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda. BPOM pun mendukung pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam sebagai bagian dari kampanye Bangga Buatan Indonesia guna mewujudkan kemandirian nasional.
“Kaum muda diharapkan dapat ikut menjadi duta dalam mengedukasi masyarakat dan memperkenalkan jamu secara lebih luas sebagai komoditi yang aman, bermutu, dan bermanfaat untuk memelihara kesehatan. Semoga dengan didirikannya Kafe Jamu di lingkungan perguruan tinggi dapat menjadi inspirasi untuk membangun jiwa entrepreneurship dengan memanfaatkan potensi kekayaan alam,” urainya.
Rektor UGM, Ova Emilia menyatakan anak muda biasanya jarang menyentuh jamu dibandingkan oleh orang tua. Padahal jamu merupakan kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan secara turun temurun.
“UGM menyambut baik upaya kembali memperkenalkan jamu di kalangan masyarakat milenial, termasuk mahasiswa melalui kafe jamu ini dilanjutkan dengan acara talkshow “Jamu Goes to UGM” untuk mengkampanyekan budaya minum jamu serta mengedukasikan khasiat jamu yang menyehatkan dan aman dikonsumsi oleh masyarakat,”paparnya.