Sukses

Tanggapi Longsor Natuna, Luhut: Kalau Kamu Potong Kayu-Kayu di Sana Maka Itu Dia Akibatnya

Merespons soal longsor Natuna Menteri Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan mengajak masyarakat menjaga kelestarian alam.

Liputan6.com, Batam - Menteri Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi bencana Longsor yang memakan banyak korban jiwa di Serasan Natuna. Saat kunjungannya ke Batam, Kepri, hari ini Kamis (9/3/2023), Luhut mengatakan, dirinya sangat prihatin dengan bencana longsor yang terjadi di Natuna.

Menurutnya, bencana tanah longsor di Pulau Serasan itu memang karena faktor cuaca di Indonesia yang beberapa hari belakangan ini cukup buruk. Selain itu, kata dia, faktor lainnya adalah lingkungan, yang mana masih ada masyarakat yang menebang pohon-pohon secara sembarangan.

"Kita sangat prihatin melihat itu karena cuaca iklim ini memang itu sangat berpengaruh, kita sangat sedih, itu juga kita berpulang kembali pada lingkungan," kata Luhut.

Luhut mengingatkan banyak orang tentang pentingnya menjaga lingkungan, menanam pohon, jangan menebang pohon, dan sama-sama bertanggung jawab dengan lingkungan.

"Tidak bisa tanggung jawab pemerintah, kalau kamu potong kayu-kayu di sana, maka itu dia akibatnya. Begitu juga di tempat lain," katanya.

Sama halnya dengan peristiwa kebakaran di Plumpang, kata Luhut, jangan menyalahkan pemerintah. "Kalau sudah ada buffer zone ya jangan ditempati, harus pindah," katanya.

Luhut mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam sehingga tidak ada lagi bencana-bencana lain di Indonesia.

 

2 dari 2 halaman

Korban Tewas Bertambah

Diberitakan kejadian bencana longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepri, yang terjadi pada hari Senin (6/3/2023) itu menimbulkan korban jiwa.

Dari data Tim Satgas Bencana Longsor Serasan melalui pusat informasi korban bencana tanah longsor merilis, sebanyak 33 orang belum ditemukan dalam pencarian yang sudah dilakukan selama tiga hari.

Sementara korban yang sudah ditemukan dan dinyatakan meninggal dunia berjumlah 21 orang. Sementara total jumlah pengungsi sebanyak 1.216 orang.