Sukses

Buntut Rusaknya Bunga Rawa Ranca Upas Akibat Event Trail, Perhutani Rehabilitasi Lahan

Event motor trail yang digelar di Ranca Upas pada Minggu (05/3/2023) lalu sempat membuat heboh publik.

Liputan6.com, Bandung - Event motor trail yang digelar di Ranca Upas pada Minggu (05/3/2023) lalu sempat membuat heboh publik. Sebabnya, event tersebut ternyata memberikan dampak kerusakan pada lingkungan sekitar salah satunya sebuah rawa bunga edelweis di Ranca Upas, Kabupaten Bandung.

Saat itu beredar sebuah video seorang warga yang membudidaya bunga rawa yang emosi karena dampak kerusakan yang terjadi. Dalam video tersebut pihak yang dirugikan tersebut juga meminta pertanggung jawaban Perhutani karena disebut turut memberikan izin untuk acara tersebut.

Alhasil masyarakat pun turut merasa kecewa karena dampak yang terjadi terlihat secara langsung. Pada 8 Maret 2023, Perhutani pun akhirnya langsung melakukan rehabilitasi lahan yang sempat rusak tersebut dengan melakukan penanaman kembali.

Perum Perhutani bersama dengan Econique sebagai pengelola Wisata Ranca Upas, pemerhati lingkungan dan stakeholders terkait melakukan rehabilitasi lahan berupa penanaman kembali sebagai upaya pemulihan ekosistem di Ranca Upas yang terdampak event motor trail,” tulis akun @PerumPerhutani dikutip Jumat (10/3/2023).

Tidak hanya melakukan rehabilitasi dengan penanaman kembali, Perhutani pun mengatakan jika akan menghentikan pemberian izin. Adapun pemberhentian izin tersebut adalah aktivitas offroad baik untuk kendaran bermotor ataupun mobil.

Sebagai tindak lanjut, Perum Perhutani menghentikan pemberian izin aktivitas offroad kendaraan motor dan mobil pada kawasan hutan yang tidak sesuai prosedur,” tegas Perum Perhutani.

Adapun masyarakat yang melihat respons dari Perum Perhutani pun turut bertanya mengenai jenis tanaman yang digunakan untuk rehabilitasi tersebut. Pihak Perhutani mengungkapkan jika bunga yang di gunakan adalah bibit Bakung Rawa.

Izin menjawab ya kak, yang ditanam adalah bibit Bakung Rawa (Eriocaulon decangulare) yang masih tumbuh alami di ranca upas,” jelas keterangan @PerumPerhutani.