Sukses

Saham Credit Suisse Ambruk, Berikut Profil Banknya

Saham Credit Suisse dikabarkan tengah jatuh pada rekor terendahnya hingga lebih dari 20 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Credit Suisse dikabarkan tengah jatuh pada rekor terendahnya yakni turun 24 persen pada Rabu (15/3/2023). Hal itu diketahui setelah pihak bank telah menemukan "kelemahan" dalam pelaporan keuangannya.

Jika sebelumnya Silicon Valley Bank (SBV) mengalami kebangkrutan, isu turunnya saham Credit Suisse ini tentunya memunculkan banyak kekhawatiran.

Credit Suisse termasuk bank terbesar dan mempunyai dampak yang cukup besar pada sektor perbankan di Amerika Serikat. Bank ini pun juga mempunyai pengaruh yang penting dalam pasar modal global.

Credit Suisse sendiri sudah diterpa isu negatif seperti kerugian investasi yang membuat harga saham terus menurun. Adapun pada laporan tahunan bank 2022 yang dirilis Selasa (14/3/2023), terdapat kelemahan material dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan sehingga membuat saham menurun.

Saudi National Bank mengatakan pada Rabu (15/3/2023) bahwa pihaknya tidak akan menambah sahamnya di bank tersebut. Maka dari itu, harga saham Credit Suisse pun kian menurun karena Saudi National Bank merupakan pemegang utama saham Credit Suisse.

Karena hal-hal tersebut Credit Suisse pun mengalami masalah keuangan dan saat ini Bank Sentral Swiss National Bank (SNB) pun menyatakan akan memberikan dukungan. Bentuk dukungan tersebut adalah dengan bentuk pinjaman keuangan kepada Credit Suisse.

 

 

2 dari 3 halaman

Bakal Pinjam dari Bank Sentral Swiss

Credit Suisse mengatakan akan meminjam hingga 50 miliar franc atau $ 54 miliar dari bank sentral Swiss untuk menopang keuangannya.

Pemberi pinjaman mengatakan sedang mengambil tindakan tegas untuk memperkuat likuiditasnya karena tampaknya menjadi bank yang lebih sederhana.

Credit Suisse mengatakan langkah-langkah pinjamannya menunjukkan tindakan tegas untuk memperkuat bank.

"Tim saya dan saya bertekad untuk bergerak maju dengan cepat untuk memberikan bank yang lebih sederhana dan lebih fokus yang dibangun di sekitar kebutuhan klien," kata kepala eksekutif Credit Suisse Ulrich Koerner dalam sebuah pernyataan dikutip dari BBC.

Kekhawatiran menyebar di seluruh pasar keuangan dengan semua indeks utama turun tajam.

"Masalah dalam Credit Suisse sekali lagi menimbulkan pertanyaan apakah ini adalah awal dari krisis global atau hanya kasus 'istimewa' lainnya," tulis Andrew Kenningham dari Capital Economics.

3 dari 3 halaman

Profil Credit Suisse

Credit Suisse merupakan sebuah perusahan bank yang memberikan investasi hingga jasa keuangan secara global. Kantor pusat dari Credit Suisse berlokasi di Swiss dan telah beroperasi lebih dari 50 negara di seluruh dunia.

Bank ini terbentuk pada 5 Juli 1856 ketika Alfred Escher yang merupakan politisi terkemuka dan pemimpin bisnis mendirikan Schweizerische Kreditanstalt. Saat itu, tujuan berdirinya bank ini adalah untuk membiayai perluasan dari jaringan kereta api dan industrialisasi Swiss lebih lanjut.

Credit Suisse pun membuka kantor perwakilan asing pertama bank tersebut 14 tahun kemudian yang berlokasi di New York. Serta membuka cabang pertama di luar Zurich yaitu di Basel setelah akuisisi Oberrheinische Bank pada tahun 1905.

Bank ini pun berhasil berkembang dan sukses bahkan menjadi penyedia layanan keuangan global yang terkemuka. Pada 2006, bank ini pun mulai beroperasi menjadi bank universal yang terintegrasi dan aktif secara global menyediakan solusi yang komprehensif bagi kliennya.