Liputan6.com, Palembang - Pempek dinobatkan sebagai salah satu olahan seafood terenak di dunia versi TasteAtlas pada Febuari lalu. Makanan khas Palembang ini menjadi satu-satunya kuliner asal Asia Tenggara yang masuk ke daftar 10 makanan seafood terenak di dunia.
TasteAtlas merilis 100 daftar yang dikerucutkan menjadi 10 daftar best rated seafood dishes in the world. Dikutip dari laman tasteatlas.com, pempek merupakan olahan kue ikan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan utama berupa daging ikan giling dan sagu.
Pempek memiliki beragam bentuk dan jenis, mulai dari bulat atau persegi panjang. Selain itu, makanan tradisional Palembang ini dikenal sebagai makanan ringan yang lezat.
Advertisement
Baca Juga
Biasanya pempek akan dikukus, digoreng, dipotong kecil-kecil, dan disajikan dengan kuah cocolan. Selain itu, pempek juga dilengkapi dengan pendamping yang berupa irisan mentimun, mi, dan cuko yang merupakan saus asam manis tradisional.
Dikutip dari laman repositori. kemdikbud.go.id, sejarah pempek di Kota Palembang, Sumatera Selatan sudah dimulai sejak masa Kerajaan Sriwijaya abad ke-7
Hal ini didukung dengan temuan prastasi Talangtuo yang menyatakan bahwa tanamam sagu sudah dikenal oleh masyarakat Palembang pada abad VII. Sementara itu disebutkan, pempek adalah karya budaya dari masyarakat Kayu Agung.
Salah satu suku yang gemar berdagang dengan mengunakan kapal pinisi. Suku Kayuagung atau Komering Kayuagung adalah suku asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.
Dalam transaksinya, mereka menggunakan sistem barter antara satu barang dengan barang lainnya. Pada saat itulah para pedagang Kayu Agung mendapatkan banyak sagu dan ubi dari masyarakat di lokasi dagang yang mereka singgahi.
Akhirnya Suku Kayuagung memiliki ide dari para pedagang untuk mencampurkan sagu dengan ikan yang mereka tangkap. Mulanya pempek dibuat untuk bekal selama perjalanan berdagang.
Pendapat tersebut juga didukung dengan adanya pempek dan kemplang yang dijadikan sebagai pempek terenak dan terlezat di Sumatera Selatan yang berasal dari Kayu Agung. Dalam sumber lainnya, pempek awalnya dikenal dengan nama kelesan.
Nama ini diambil dari cara pembuatan daging ikannya yang dikeles (ditekan-tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan cucian). Nama pempek berasal dari nama penjual kelesan yang berasal dari etnis Tionghoa bernama Apek.
Disebutkan Apek berjualan makanan ini dengan jalan bersepeda dari kampung ke kampung. Para pembeli memanggil penjual tersebut dengan sebutan "pek-apek", dari sebutan tersebut berkembang menjadi pempek.
Versi lain menjelaskan bahwa kata pempek merujuk pada makanan yang sama yaitu empek-empek. Pengertian dari kata empek-empek adalah makanan yang pembuatannya diempek-empek (ditekan-tekan), kata ini juga bisa menjadi dasar selain nama kata Apek.