Liputan6.com, Yogyakarta - Dahulu, saat zaman masih belum mengenal gawai, anak-anak sering memainkan dolanan (permainan) tradisional pada sore hari. Oleh karena itu, setiap daerah di Indonesia memiliki beragam permainan tradisional anak.
Salah satu dolanan tradisional yang dulu sering dimainkan oleh anak-anak adalah jethungan. Dolanan tradisional dari Yogyakarta ini biasanya dimainkan saat sore hari.
Jethungan juga biasa disebut dengan jelungan, jembelungan, atau secara umum disebut petak umpet. Mengutip dari budaya-indonesia.org, permainan ini dimainkan dengan cara membuat kesepakatan peraturan yang sederhana.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa peraturan tersebut, di antaranya pembatasan wilayah permainan, tidak diperkenankan masuk rumah (jika bermain di luar rumah), tidak boleh melirik saat menutup mata, tidak boleh terus-menerus menunggu di pangkalan (tunggu brok), dan sebagainya. Jika mereka sudah membuat peraturan sederhana, mereka akan memilih sebuah pangkalan untuk dijadikan pusat permainan, misalnya pohon, sudut tembok, gardu ronda, tembok gapura, sudut pagar, tiang rumah, atau lainnya.
Pangkalan yang dipilih sebisa mungkin mudah dijangkau oleh semua pemain. Semua anak yang akan bermain harus melakukan hompimpah terlebih dahulu untuk menentukan kalah-menang.
Satu orang yang kalah, maka ia akan menjadi penjaga di pangkalan, sedangkan anak lainnya mencari tempat persembunyian. Mereka harus mulai mencari persembunyian saat penjaga menutup mata dalam hitungan 10 detik.
Tugas para penjaga adalah mencari persembunyian pemain lain sekaligus menjaga pangkalan. Saat menemukan persembunyian, ia harus berlomba mencapai pangkalan terlebih dahulu.
Permainan jethungan memang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keberanian dalam bermain. Sayangnya, saat ini dolanan tradisional ini sudah sangat jarang dimainkan. Anak-anak lebih menyukai permainan baru yang lebih modern.
(Resla Aknaita Chak)