Liputan6.com, Yogyakarta Open Artificial Intelligence (AI) atau ChatGPT menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan terutama perguruan tinggi seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). ChatGPT adalah sebuah perangkat lunak berupa model bahasa generatif dengan menggunakan teknologi canggih untuk menjawab apapun yang ditanyakan oleh penggunanya. Secara sederhana ChatGPT merupakan sebuah chatbot atau program yang bisa mensimulasikan percakapan seperti layaknya manusia.
Rektor UMY Gunawan Budianto mengatakan bahwa selama pandemi, penyelenggaraan fasilitas pendidikan memang menghadapi tantangan baru yang dapat mengubah pola kegiatan dan proses pembelajaran di kampus seperti tantangan keberadaan ChatGPT bagi dunia pendidikan.
“Tapi kami percaya bahwa seluruh universitas itu harus siap untuk menghadapi fenomena baru ini,” ungkapnya di Gedung AR Fachruddin A, Kamis (6/3/2023).
Advertisement
Baca Juga
Teknologi menurut Gunawan bagaikan dua sisi mata uang. Yaitu sisi negatif dan juga sisi positif.
“Untuk itu, menurut Gunawan, universitas dunia harus saling bekerja sama dalam mengatasi penyalahgunaan dari penerapan teknologi dalam proses pembelajaran pasca pandemi, apalagi dengan adanya artificial intelligence/ChatGPT, ” ujar Gunawan.
Antonio Moreno Sandoval Director Of The Catedra UAM-ADIC In Computational Linguistics, Universidad Autónoma de Madrid mengakui bahwa ChatGPT sudah menjadi tantangan tersendiri bagi para akademisi terutama di masa pandemi.
“Maka kita sebagai dosen harus mengingatkan mahasiswa agar lebih bijak dalam menggunakan teknologi ini,” paparnya.
Ia mengatakan bahwa ChatGPT didesain hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan dasar yang masih harus dibuktikan lagi kebenarannya.
“Maka dari itu, banyak dosen dan juga profesor yang menyarankan mahasiswanya untuk tidak bergantung kepada ChatGPT. Kita harus lebih kritis dan harus mengecek fakta yang sebenarnya, ” ujar Antonio.