Sukses

Tradisi Mongoloto Malu'o Jadi Menu Sahur Wajib Awal Ramadan di Gorontalo

Muhtar, salah seorang warga Kota Gorontalo bercerita, tradisi ini dikenal dengan Mongoloto Malu'o. Dalam bahasa Gorontalo, Mongoloto diartikan menyembelih, sedangkan Malu’o berarti ayam.

Liputan6.com, Gorontalo - Hari pertama sahur, menu favorit biasanya menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan tersaji di atas meja makan. Apalagi jika menu itu telah menjadi tradisi dalam masyarakat.

Di Provinsi Gorontalo, menu dengan olahan daging ayam kampung menjadi santapan sahur wajib. Bahkan, olahan ayam pada awal Ramadan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun sejak dulu.

Bahkan, tiga hari setiap menjelang bulan Ramadan, pasar-pasar tradisional banyak yang menjual ayam kampung, baik ayam kampung yang sudah dipotong maupun yang masih hidup.

Muhtar, salah seorang warga Kota Gorontalo bercerita, tradisi ini dikenal dengan Mongoloto Malu'o. Dalam bahasa Gorontalo, Mongoloto diartikan menyembelih, sedangkan Malu’o berarti ayam.

Mongoloto Malu'o sendiri bisa dipahami sebagai tradisi masyarakat Gorontalo menyembelih, mengolah serta menyajikan lauk ayam kampung. Olahan itu kemudian disajikan untuk makan sahur pada awal Ramadan.

"Olahan ayam pun beragam. Mulai dari lalapan, santan, kari hingga goreng cabai," kata Muhtar.

Menurutnya, orang Gorontalo sendiri masih menganggap makan ayam kampung adalah makanan istimewa. Bahkan, bukan namanya sahur jika tidak makanan olahan daging ayam.

"Orang di Gorontalo itu, kalau awal ramadan seperti ini pasti olahannya ayam. Setiap rumah seperti itu," ujarnya.

Tidak hanya itu, memberi daging ayam kampung kepada tetangga atau saudara menjadi tradisi untuk menjaga silaturahmi. Oleh karena itu, setiap menjelang awal Ramadan, pasti ayam yang dicari.

"Ayam kampung juga jadi simbol silaturahmi untuk saling berbagi," ia menandaskan.

Simak juga video pilihan berikut: